blank
Wali Kota Muchamad Nur Aziz dan Wakil Wali Kota M Mansyur dan rombongan mendengarkan penjelasan pemadu wisata tentang sejarah Pulau Onrust. (Doddy Ardjono)

Pulau Onrust Dikenal Sebagai Taman Arkeologi

MAGELANG (SUARABARU.ID) –
Pulau Onrust salah satu pulau yang sangat terkenal di gugusan Kepulauan Seribu, disamping Pulau Pramuka, Pulau Bidadari, Pulau Dolphin dan sebagainya.

Pulau Onrust juga dikenal sebagai Taman Arkeologi. Karena pulau itu banyak sekali menyimpan peninggalan sejarah, baik pada masa zaman Belanda maupun setelah Kemerdekaan.

Ini berbeda dengan pulau-pulau lainnya di gugusan Kepulauan Seribu. Kebanyakan tempat obyek wisata berikut fasilitas pendukungnya.

Pulau yang luasnya sekitar 3,5 km2 bisa dikatakan tanpa penghuni. Yang menetap di situ hanya satu keluarga yang bertugas sebagai penjaga pulau, ditambah beberapa petugas jika sedang melakukan penelitian.

Khusus hari libur atau hari Minggu, baru pengunjung berdatangan untuk melihat dari dekat peninggalan di pulau itu.

Data yang didapat suarabaru.id, luas Pulau Onrust semula 12 hektare. Akibat abrasi, meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883 dan sebagainya, maka luas pulau itu berkurang.

Pada masa lalu, pulau ini menjadi sengketa antara Kesultanan Banten dan Kerajaan Jayakarta.
Kerajaan Jayakarta menganggap kalau Pulau Onrust termasuk dalam wilayah mereka. Sebab, lokasinya berdekatan atau berhadapan dengan Batavia.

blank
Pulau Onrust Taman Arkeologi

Pulau ini menjadi pulau paling bersinar di gugusan Kepulauan Seribu. Selanjutnya datanglah kolonial Belanda dengan bendera VOC yang jatuh hati dengan Pulau Onrust.

Pada tahun 1610, VOC membuat kesepakatan dengan penguasa Kesultanan Banten untuk diizinkan menebang pohon-pohon yang ada di Pulau Onrust untuk dijadikan sebagai kapal. Sejak saat itu, pulau ini selalu menjadi persinggahan kapal-kapal yang akan menuju ke Jayakarta.

Berhubung letaknya yang strategis, pihak VOC akhirnya enggan menyerahkan pulau tersebut ke Kesultanan Banten hingga terjadinya pertikaian perebutan pulau Onrust.

Pulau Onrust berhasil dikuasai oleh VOC, dan mulai dibangun dijadikan pangkalan militer sekaligus benteng Belanda untuk lini depan pertahanan sebelum memasuki Jayakarta.

VOC selanjutnya membangun Pulau Onrust, sekitar 148 tentara VOC dan 200 orang budak tinggal di pulau tersebut pada tahun 1695.
Lalu, pada tahun 1775, jumlahnya bertambah hingga 1.200 orang tentara VOC dan keluarganya, serta 300 orang budak. Karena itu di pulau tersebut terdapat pemakaman orang Belanda.

Pulau Onrust bisa diartikan pulau yang tidak pernah istirahat. Pulau ini menjadi pelabuhan untuk kapal yang berlabuh sebelum memasuki kawasan Jayakarta.

Selanjutnya, Pulau Onrust juga pernah menjadi tempat karantina haji pada tahun 1911-1933.

Tujuan karantina haji ini dimaksudkan untuk mencegah ancaman penyebaran penyakit menular yang mungkin dibawa jamaah haji sekembalinya dari Mekkah.

Setelah tahun 1933, pulau ini beralih fungsi lagi menjadi tempat tawanan para pemberontak.

Tidak hanya menjadi penjara bagi pemberontak, Pulau Onrust juga menjadi penjara bagi warga lainnya. Penggunaan pulau ini sebagai penjara berakhir pada tahun 1940-an.

Lalu pada tahun 1945 hingga 1960-an, Pulau Onrust berubah fungsi menjadi rumah sakit atau sanatorium untuk karantina bagi penderita penyakit menular.

Setelah wabah penyakit menular menurun, pulau ini dimanfaatkan menampung gelandangan dan pengemis yang ada di Batavia dan sekitarnya.

Pulau Onrust baru beristirahat pada tahun 1972.

blank
Prasasti di Pulau Onrust dan fasilitas bangunan di belakangnya. (Doddy Ardjono)

Sebab, pada masa itu Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin telah menetapkan pulau ini sebagai pulau bersejarah dan menjadi cagar budaya, sehingga tidak boleh dipergunakan untuk hal lainnya kecuali sebagai tempat wisata sejarah.

Bagi yang ingin pergi wisaya ke Pulau Onrust tidaklah sulit. Bisa menyebrang ke pulau itu lewat Pantai Muara Kecil, Dermaga Marina Ancol, atau Pelabuhan Tanjung Pasir menggunakan speed boat.

Perjalanan menyebrang dari Dermaga Marina Ancol ke Pulau Onrust memakan waktu sekitar 15-20 menit.
Untuk jam bukanya, lokasi wisata sejarah ini hanya dibuka mulai pukul 08.00-17.00. Namun, biasanya pengelola menyarankan wisatawan pulang sekitar pukul 15.00. Tujuannya bisa lancar saat pulang karena ombak belum besar.

Menjelang sore ombak menjadi besar, dan berbahaya jika menyeberang saat menjelang senja.

Setelah mengetahui sejarah Pulau Onrust, semoga anda tertarik untuk mengunjunginya saat berlibur. Juga berwisata ke Pulau Bidadari, Pulau Dolphin dan lainnya.

Doddy Ardjono