Seruan ini, disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Trias Budiyono, terkait dengan telah terjadinya hujan awal yang turun di sejumlah lokasi.
Saat memasuki musim pancaroba, akan terjadi transisi cuaca yang fluktuatif. Yang itu sering ditandai turunnya hujan awal disertai angin kencang, yang berpotensi memunculkan bencana puting beliung, badai, topan atau angin ribut.
Kata Trias, bila ada pohon besar dan rindang yang lokasinya berdekatan dengan tempat pemukiman, bijaksana untuk dikurangi rantingnya. ”Masyarakat harus peka terhadap situasi di saat hujan deras, angin dan petir,” tegasnya.
Semua wilayah di Kabupaten Wonogiri berpotensi terhadap bencana angin hujan. Karena itu, masyarakat harus berhati-hati dan bersiap menyelamatkan diri bila terjadi bencana. Yakni mencari tempat yang aman untuk upaya penyelamatan.
Relawan
Menyikapi musim pancaroba, BPBD Kabupaten Wonogiri, kini tengah menyiapkan sarana dan prasarana (Sarpras) untuk penanganan bencana. Bersamaan itu juga mengapelkan para relawan siaga bencana bersama aparat dari dinas dan instansi terkait. Wonogiri memiliki 8.500 relawan yang tersebar di 25 kecamatan.
BPBD Kabupaten Wonogiri, juga melakukan serasehan untuk menyamakan persepsi penanggulangan bencana, dan penanganan bencana bila sewaktu-waktu terjadi.
Data bencana dari Bulan Januari sampai dengan awal Nopember 2023, tercatat sebagai berikut bencana gempa sebanyak 228 kali, tanah longsor 502 kali, bencana angin kencang dan banjir masing-masing sebanyak 72 kali. Bencana tanah bergerak sebanyak 58 kali, tanah bergerak dan ambles masing-masing sebanyak 58 kali dan 10 kali.
Budayawan Jawa peraih anugerah Binta Budaya, KRA Pranoto Adiningrat yang Abdi dalem Keraton Surakarta, menyebutkan, dalam Pranata Mangsa, terhitung sejak Tanggal 10 Nopember sampai dengan 22 Desember 2023 mendatang, memasuki siklus Mangsa Kanem. Memiliki candra (sebutan) ”Rasa Mulya Kasucian.” Yakni datangnya musim penghujan.