blank

Fakultas Agama Islam Unissula menggelar kuliah umum bagi mahasiswa baru di kampus Unissula (16/11/2023).  Tema yang diangkat peluang dan tantangan mahasiswa keagamaan dalam menghadapi era transformasi digital. Pada era transformasi digital, mahasiswa keagamaan perlu menggabungkan keterampilan digital dengan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai keagamaan mereka.

Dalam sambutannya, Dekan FAI Drs M Muhtar Arifin Sholeh MLib menyampaikan bahwa Era transformasi digital memunculkan perubahan terhadap cara kita menggunakan teknologi digital untuk berinteraksi, bekerja, belajar, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini membuka berbagai peluang namun juga tantangan. Transformasi digital dapat memengaruhi pemahaman dan praktik keagamaan. Maka dibutuhkan sebuah pondasi yang kuat agar mahasiswa keagamaan khususnya mahasiswa FAI  mengambil peran dalam memanfaatkan momentum transformasi ini dengan baik.

Kegiatan kuliah umum ini menghadirkan Muhammad Aziz Hakim MH, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Agama Republik Indonesia. Aziz Hakim menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan melalui penelitian, perlu memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, peradaban, dan kesejahteraan umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang termaktub dalam undang-undang.

Mahasiswa memegang posisi kunci melalui berbagai peluang pada era ini. Mahasiswa FAI mempunyai ruang kebebasan melakukan pembelajaran dan mencari kebenaran ilmiah. Mahasiswa mengemban tanggung jawab personal dan sosial di sebuah era di mana ruang-ruang personal dan sosial seolah dihadirkan tanpa sekat. Mahasiswa perlu menciptakan kombinasi peluang baru dan tantangan yang perlu diatasi dengan bijak, untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan nilai-nilai Islam.

Islam sebagai pedoman hidup, haruslah mampu hidup dalam setiap kondisi. Hadits nabi, “Al-Islamu shalihun li kulli zaman wa al-makan” telah memberikan gambaran bahwa Islam sebagai agama yang sempurna mestilah dapat menembus luasnya ruang dan berjalan bersama aliran waktu. Artinya, tiap jengkal ajaran yang ditawarkan mestilah sanggup untuk senantiasa shalih dan berjalan selaras di setiap zaman dan pada ruang-ruang yang berbeda. Tidak terkecuali di era yang disebut sebagai era digital seperti saat ini.