blank
DR. Mukhlis Paeni bersama Pj Bupati Jepara, Petinggi Mantingan dan Ketua Tim Pakar Ratu Kalinyamat saat mengunjungi Masjid Mantingan.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Setelah melalui proses panjang, akhirnya Ratu Kalinyamat akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tokoh dari Kabupaten Jepara ini rencananya akan dilaksanakan bertepatan dengan hari Pahlawan pada Jumat, 10 November 2023.

Proses panjang penganugerahan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional ternyata telah dimulai saat Bupati Jepara dijabat oleh Hisom Prasetyo, SH. Bupati Jepara periode 1981 – 1990 ini bisa disebut bupati pertama yang menjadikan Ratu Kalinyamat  bukan hanya kekuatan kultural masyarakat, tetapi juga  kekuatan struktural masyarakat. Sebab pada masa pemerintahannya, penobatan Ratu Kalinyamat, yang setelah dikonversikan dalam penanggalan Masehi menjadi 10 April 1549 ditetapkan sebagai Hari Jadi Jepara.

Bahkan kemudian ditetapkan dalam Peraturan Daerah No.9 tahun 1988 tanggal 27 September 1988 dan diperingati setiap tahunnya. Peringatan pertama dilakukan pada 10 April 1989 dengan acara upacara dan buka luwur.

Seperti dikutip dalam majalah Warta Pembangungan milik Pemda Jepara yang terbit pada tahun 1989, dalam sambutannya Bupati Hisom Prasetyo, SH menegaskan nilai-nilai historis patriotik  Ratu Kalinyamat memang patut menjadi teladan masyarakat. Sebab beliau adalah Negarawan yang  yang berwibawa, istri yang setia dan pemimpin pemerintahan yang mumpuni.

Karena itu melalui peringatan Hari Jadi Jepara ke – 440 tahun 1989 ia mengajak masyarakat Jepara untuk menghilangkan anggapan dan pandangan yang keliru tentang keberadaan Ratu Kalinyamat. Dalam penelusuran Hari Jadi Jepara ini peran Amien Budiman, budayawan dari Kota Semarang sangat penting.

Usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat ini merupakan yang ketiga  setelah pada tahun 2007 dan 2008. Seperti diketahui, pada saat Drs. Hendro Martojo, MM menjabat sebagai Bupati Jepara, dirinya menggandeng Pusat Penelitian Sosial Budaya Universitas Diponegoro Semarang  yang kemudian menunjuk tim ahli yang terdiri dari Dra Chusnul Hayati, MS, Drs  Agustinus Supriyono, M.A., Drs Sugiyarto, Dra Siti Maziyah, M.Hum, Drs Mulyo Hadi Purnomo dan Alamsyah, S.S.,M.Hum.

Tim ini kemudian menerbitkan buku Ratu Kalinyamat Biografi Tokoh Wanita Abad XVI Dari Jepara yang diajukan ke Pemerintah Pusat.  Namun, pengajuan ini dinilai tidak lengkap karena  kurang didukung dengan sumber primer yang cukup.

Kemudian pada tahun 2018, melalui Yayasan Dharma Bakti Lestari, dengan inisiatornya Dr. Lestari Moerdijat, S.S, MM, kembali mengajukan usulan Ratu Kalinyamat sebagai  Pahlawan Nasional. Kali ini tim perumus Naskah Akademik terdiri dari Prof. DR. Ratno Lukito, DR. Alamsyah. DR. Chusnul Hayati, DR. Irwansyah, Drs. Bambang Budi Utomo, DR. Connie Rahakundini Bakrie serta DR. Widya Nayati. Juga dukungan dari Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta dan jajarannya serta elemen masyarakat lainnya

Sebelumnya, Wakil Bupati Jepara Drs Subroto, MM periode 2012- 2017 ini juga memiliki andil dalam mengikhtiarkan gelar Pahlawan Nasional bagi Ratu Kalinyamat. Dengan menggandeng  Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gajah Mada Yogyakarta,  pada tahun 2016 telah berhasil diterbitkan Buku Laporan Penelitian dan Penelusurtan Sumber-Sumber Terkait Sejarah Ratu  Kalinyamat yang isinya antara  lain Ratu Kalinyamat dan Jepara, Ratu Kalinymata dan Histografi Jepara dan Ratu Kalinyamat dan Ukir Jepara. Namun  langkah ini belum sampai diajukan ke Pemerintah Pusat

Pendirian  Manumen Tiga Tokoh Pejuang Wanita Jepara di bundaran Ngabul  pada tahun 2016-2017  yang menjadi salah satu ikon kota Jepara yang menghadiran Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini juga atas inisiatif Drs Subroto, MM. Dengan keberadaan patung tersebut merupakan bukti tak terbantahkan tentang eksistensi Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara pada abad XVI, bukan sebatas mitos.

Dikabulkannya usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Terutama tokoh serta organisasi yang selama ini giat dalam berbagai pentas serta diskusi tentang sejarah dan kebudayaan Jepara. Hal ini sebagai upaya untuk merawat memori kolektif masyarakat Jepara tentang sejarah Ratu Kalinyamat.

Ada beberapa tokoh yang juga berjasa, di antaranya adalah Hadi Priyanto dan Almarhum Iskak Wijaya yang selalu hadir dalam setiap kesempatan berbicara tentang sejarah Jepara. Bahkan Hadi Priyanto telah menerbitkan buku Ratu Kalinyamat Rainha de Jepara serta menjadi produser pentas dengan Lakon Kalinyamat tahun 2011 yang berhasil mencatatkan rekor Muri pemain terbanyak dan tahun 2022 pentas ketoprak spektakuler Rainha de Japora yang digelar di alun-alun Jepara dengan sutradara Iskak Wijaya

Adapun organisasi masyarakat yang sangat aktif dalam kegiatan pementasan dan berkesenian tentang Ratu Kalinyamat adalah Lesbumi NU dan Yayasan Lembayung Kalinyamatan yang rutin menggelar pentas kolosal Baratan Kalinyamatan.

ua-hadepe