blank
Kepala BNN RI, Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose meresmikan museum anti narkotika pertama di Indonesia. Foto: Dok/BNN

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose meresmikan museum anti narkotika pertama di Indonesia yang berlangsung di lobi penerima Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), kantor pusat BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, baru-baru ini.

Museum anti narkotika pertama di Indonesia tersebut diberi nama ‘Pranidha Ranajaya Ghanavara’ yang memiliki arti tempat yang mewakili wajah BNN atas kemenangan-kemenangan dalam mengentas narkotika.

Pada peresmian dihadiri Kepala BNN pada masanya, diantaranya Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Ahwil Luthan, Komjen. Pol (Purn.) Drs. Togar Sianipar, Komjen. Pol (Purn.) Drs. Gories Mere dan diikuti para Pejabat Pimpinan Tinggi BNN lainnya.

Museum BNN ini memiliki berbagai macam konten di dalamnya, berupa audio visual lewat layar, foto dokumentasi dan artefak seperti manekin seragam Dit Dakjar, manekin anjing pelacak (K9), miniatur kapal sindikat dan kapal Bea Cukai, alat direction finder, laptop, finder case, alat cetak obat manual, mesin cetak tablet, bendera, baju, lonceng, hasil karya warga binaan, board game, kelengkapan alat laboratorium, sintetis jenis-jenis narkotika, hingga barang bukti pengungkapan kasus.

Kepala BNN RI, Petrus Reinhard Golose memaparkan, museum anti narkotika ini merupakan sebuah perjalanan kemenangan BNN perang melawan narkoba. Hal itu terlihat dari tapak sejarah terbentuknya BNN, hingga peran dari berbagai kedeputian yang ada dari masa ke masa.

“Kita meresmikan museum anti narkotika yang menunjukkan bagaimana kemenangan melawan narkotika, kemenangan dari pada BNN khususnya dan seluruh stakeholders dalam perang melawan narkotika. Tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa sendiri dalam perang melawan narkotika, sehingga tapak-tapak sejarah perlawanan melawan narkotika, menekan peredaran gelap harus divisualisasikan terus terkumpul menjadi satu bagian sejarah, sehingga semua elemen masyarakat merasa memiliki,” bebernya saat meresmikan Museum Pranidha Ranajaya Ghanavara.

Menurutnya, konsep museum anti narkotika ini adalah smart museum. “Jadi bukan hanya artefak saja tetapi dokumentasi dari zaman dulu juga tersaji secara update,” tukasnya.

Adanya museum tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya narkoba, mengedukasi tentang tanda-tanda dan gejala penyalahgunaan narkoba, serta memberikan dukungan dan sumber daya kepada mereka yang mencari rehabilitasi dan pemulihan.

Ning S