“Selama tiga tahun terakhir, Indonesia mengalami Triple-Dip La Nina yakni pada tahun 2020-2022. Sementara, di tahun 2023 ini, Indonesia menghadapi kekeringan yang cukup parah yang disebabkan oleh El Nino yang kuat. Oleh karena itu, peringatan dini yang akurat dan tepat waktu menjadi sangat penting dan ketepatan peringatan tersebut sangat bergantung pada data pengamatan laut yang dikumpulkan melalui situs web OceanOPS,” papar Dwikorita.
“Pentingnya pengamatan laut ini selaras dengan peran penting kami di BMKG Indonesia dalam mengeluarkan peringatan dan saran terkait cuaca laut. BMKG Indonesia memenuhi tanggung jawab ini dengan terlibat dalam upaya bersama dalam penelitian, pengembangan, dan inovasi model-model mutakhir, yang memungkinkan prediksi kondisi cuaca laut dan parameter oseanografi yang akurat,” tambah Dwikorita.
Dwikorita menegaskan komitmen BMKG Indonesia untuk terus berpartisipasi dalam inisiatif bersama yang bertujuan untuk pemeliharaan dan perawatan Research Moored Array (RAMA) untuk Analisis dan Prediksi Monsun Afrika-Asia-Australia sejak tahun 2015.
BMKG sebagai anggota the Global Ocean Observing System (GOOS) Steering Committees, kata Dwikorita, mendukung penuh berbagai kegiatan dalam kaitannya dengan penguatan koordinasi dan peningkatan jaringan global sistem pengamatan laut untuk mencapai arah strategis bagi program pelampung data GOOS.
Dwikorita berharap, agenda DBCP-39 dapat mengeksplorasi kemajuan terbaru dalam sistem pengamatan laut, penelitian ilmiah, dan aplikasi praktis. Selain itu, juga merefleksikan kemajuan yang telah dicapai dan memetakan arah ke depan untuk mengatasi berbagai tantangan kritis yang ada di depan. Mulai dari perubahan iklim hingga peristiwa cuaca ekstrem, dari keanekaragaman hayati laut hingga kesehatan laut, topik-topik lain yang memiliki relevansi yang mendalam dengan kesejahteraan masyarakat dunia.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG yang juga sebagai Chair dari DBCP, Nelly Florida Riama mengatakan, DBCP adalah rumah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan pemikiran dalam menggunakan data buoy sekaligus mengumpulkan dan berbagi pakai data cuaca dan kelautan.
Nelly menyampaikan bahwa sepanjang sejarahnya, DBCP konsisten untuk melayani masyarakat dan sangat penting bahwa semua anggota sepakat untuk menjadi pemilik panel ini dan bertanggung jawab bersama-sama untuk bertumbuh dan mengembangkan diri untuk memahami laut dan atmosfer.
“Dengan berbagi data kita tidak hanya memenuhi kewajiban kita, tetapi juga memberikan jalan bagi penelitian-penelitian yang berharga karena data buoy dapat digunakan untuk sebagai input data untuk pemodelan cuaca , meningkatkan akurasi prakiraan cuaca dan tentunya berkontribusi pada pengurangan resiko bencana,” tuturnya.
Ning S