blank
Foto bersama Sarasehan BIPA dan Pariwisata Jateng di UKSW. Foto: Dok/UKSW

Ia menjelaskan, jika penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat membantu wisatawan untuk memahami dengan jelas apa yang ditawarkan oleh suatu destinasi wisata. Untuk menguasai bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan kaidahnya, Johanna mengajak peserta untuk memulai dengan 3T yaitu tutur, tulis, dan tampil.

“Mulailah dari langkah kecil, ketika bertutur, menulis, dan menampilkan sesuatu konsistenlah. Pakailah bahasa Indonesia di ranah yang menggunakan bahasa tersebut,” ungkapnya.

Memiliki beragam kekayaan

Johanna mengungkapkan jika Indonesia merupakan salah satu negara dengan tujuan pariwisata tertinggi di dunia dan Bali yang menjadi destinasi pariwisata unggulan.

Saat mencari tahu dengan menuliskan kata “Indonesia” dalam pencarian Youtube, Johanna menemukan bahwa tarian, makanan, dan bahasa Indonesia menjadi penelusuran yang paling banyak dicari. Hasil penelusuran tersebut merupakan alasan mengapa turis berkunjung ke Indonesia.

“Lima alasan mengapa turis asing menyukai Indonesia karena harga yang terjangkau, makanan yang beragam, wisata alam yang tidak pernah ada habisnya, keramahan, dan kaya akan budaya lokal,” ungkapnya.

Johanna menyampaikan jika Jateng memiliki potensi-potensi serupa yang menjadi daya tarik untuk wisatawan lokal dan asing. Jateng memiliki Karimun Jawa, dan berbagai makanan seperti tumpang koyor khas Salatiga.

Psda kegiatan tersebut hadir pembicara lainnya yakni Kepala Sub Seksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Semarang Donny Sutono, A.Md.Im., S.H., M.A., Dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) sekaligus Direktur Menara Bahasa Dr. Wati Istanti, M.Pd., Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Eko Widianto, M.Pd.

Salah satu peserta sarasehan, mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Elizabeth Setyati menyatakan, kegiatan ini meningkatkan pemahamannya tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Ning S