blank
Foto bersama Sarasehan BIPA dan Pariwisata Jateng di UKSW. Foto: Dok/UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menjadi tuan rumah kegiatan bertajuk “Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dan Pariwisata Jateng) yang berlangsung di Ruang Nusantara Language Training Center (LTC), belum lama ini.

Kegiatan yang merupakan kerja sama LTC UKSW dengan Balai Bahasa Jawa Tengah tersebut disambut Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin, M.Hum.

Kegiatan yang bertujuan menguatkan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa internasional ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, yakni dosen dan mahasiswa UKSW dari berbagai macam Program Studi (Prodi), hingga perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga.

Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono mengungkapkan jika bahasa Indonesia sudah banyak digunakan oleh perguruan tinggi di luar negeri untuk beberapa mata kuliah. Terkait hal tersebut, Prof. Eko Sediyono menyampaikan rasa bangga sembari mengajak peserta yang hadir untuk terus menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian dan tetap memelihara bahasa daerah yang ada.

blank
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin, M.Hum saat memberikan sambutan. Foto: Dok/UKSW

“Masing-masing dari kalian bisa mempertahankan dan melestarikan bahasa-bahasa yang ada. Bukan untuk perbedaan tetapi untuk mempersatukan bahwa kita ini kaya dengan ragam bahasa,” tuturnya.

Sementara Dr. Syarifuddin menyampaikan bahwa kita harus mempertahankan keberadaan bahasa daerah. Menurutnya bahasa daerah dapat menunjang pengembangan dan pemuatan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa internasional. Disampaikannya, Indonesia merupakan negara dengan bahasa terbanyak nomor dua di dunia. Sebagai penyumbang bahasa daerah terbanyak, menurut Dr. Syarifuddin Papua menjadi penunjang besar dalam perkembangan bahasa di Indonesia.

Bahasa Indonesia dalam pariwisata

Kepala Bagian (Kabag) Kewirausahaan Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan (DIK), Johanna Merselina Alfons-Likumahuwa, S.Pd., yang juga menjadi salah satu pembicara pada kegiatan tersebut menegaskan bahwa bahasa merupakan faktor penting dalam pengembangan pariwisata suatu negara. Dijelaskannya, bahwa BIPA tidak hanya digunakan untuk orang asing saja, tetapi bisa juga diperuntukkan kepada generasi muda Indonesia yang kemampuan bahasa Indonesianya semakin menurun.

Johanna menyatakan, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang mengambil serapan bahasa dari luar negeri seperti bahasa Inggris. Hal ini kurang merepresentasikan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Dirinya mengajak para peserta baik itu mahasiswa dan praktisi akademisi untuk memulai mencintai bahasa Indonesia dengan menggunakan sesuai kaidahnya.