Wakil Ketua DPRD Wonogiri, Siti Hardiyani (kanan) menyerahkan kenang-kenangan saat melakukan studi banding ke DPRD Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).(SB/Bambang Pur)

BANTUL (SUARABARU.ID) – Dalam falsafah Jawa, sering disebutkan bahwa banyak tamu pertanda banyak rezeki. Tapi itu tidak sepenuhnya betul. ”Banyak tamu yang datang ke Bantul, tapi ketika belanja malah ke Malioboro dan Beringharjo,” ujar Humas DPRD Kabupaten Bantul, Hari.

Pada hal, tambah Hari, harapannya, para tamu yang ke sini dapat membelanjakan uangnya di sini. Yakni membeli oleh-oleh produk dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Bantul. Agar terjadi pemerataan rezeki, utamanya kepada para pelaku ekonomi di Bantul.

Kalau bertamunya ke Kabupaten Bantul, menginapnya di Kota Yogyakarta, kemudian berbelanjanya ke Beringharjo dan Malioboro, rasanya itu wajar membuat kecemburuan bagi masyarakat. Utamanya para pelaku UMKM di Kabupaten yang memiliki slogan PROJOTAMANSARI (Produktif, Profesional, Ijo royo-royo, Tertib, Aman, Sehat, dan Asri) tersebut.

Humas DPRD Kabupaten Bantul, Hari, Rabu (25/10), tampil menerima kunjungan kerja Pimpinan DPRD Kabupaten Wonogiri bersama para Alat Kelengkapan (Alkap) Dewan, yang datang bertamu melakukan studi banding. Mencari bekal tentang kemitraan dengan media massa.

Rombongan Pimpinan DPRD Kabupaten Wonogiri yang menyertakan para wartawan ini, dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Siti Hardiyani dan Sugeng Achmadi bersama 17 Anggota Dewan termasuk di dalamnya pimpinan Alkap dan Ketua Komisi.

Ikut mendampingi, Sekretaris DPRD Wonogiri Gatot Siswoyo, Kabag Persidangan Sunardi dan Kabag Umum Edhy Tri Hadiyanto bersama sejumlah staf.

Kunjungan ke DPRD Kabupaten Bantul, Rabu (25/10), bertepatan dengan peringatan Hari Opera Internasional. Ini mengingatkan pada sosok Charlie Chaplin, aktor kesohor komedian legendaris yang menjadi ikon dunia.

Tindakan

Pemilik nama lengkap Charles Spencer Chaplin yang lahir 16 April 1889 di Walworth, London, Inggris tersebut, memaknai Education With Action (pendidikan dengan tindakan) jauh lebih efektif dibanding dengan belajar memakai kata-kata.

Pimpinan DPRD Kabupaten Wonogiri yang memahami pendapat Charlie Chaplin tersebut, menjadikan kegiatan studi banding ke DPRD Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut, sebagai bagian dari kiat memaknai Education With Action.

Hal itu erat kaitannya dengan upaya mencari tambahan bekal, tentang rancang bangun kemitraan lembaga legislatif dengan media pers. Yakni kemitraan berazas saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.

Kehadiran Pimpinan DPRD Wonogiri beserta rombongan, diterima oleh Humas DPRD Kabupaten Bantul, Hari, bersama Pimpinan Forum Pewarta Bantul, Syukron dan Zaki. ”Jumlah wartawan di sini ada 27 orang,” jelas Syukron. Kecuali Forum Pewarta, juga ada Ikatan Wartawan Online dan Ikatan Wartawan Pancasila. Tapi yang glibat-glibet (aktif) liputan ke DPRD Bantul sebanyak 8 orang.

Bersama Forum Pewarta Bantul, dijalin kemitraan saling menguntungkan dengan DPRD. Untuk kelancaran ekspose pemberitaan, dibentuk Mimbar Legislatif. Yakni ruang para Anggota Dewan menyampaikan ide dan gagasannya untuk dipublikasikan.

Sebelum mengakhiri kunjungannya ke DPRD Kabupaten Bantul, disampaikan Parikan (Pantun Berbahasa Jawa): Bulaksumur Ngayogjakarto. Kabupaten Bantul Kapanewon Imogiri. Wonten lepating atur nyuwun pangapura. Kosok wangsul dhawah sami-sami (artinya bila salah mohon dimaafkan dan sebaliknya sama-sama memaafkan)
Bambang Pur