JEPARA(SUARABARU.ID) – Keberhasilan SDN 2 Sinanggul, Kecamatan Mlonggo memperoleh rata-rata nilai baik dalam Rapor Pendidikan tahun 2022 berbuah manis. Para siswa di sekolah ini mendapat pelayanan pendidikan yang makin berkualitas. Pasalnya, kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah mereka, makin meningkat.
“Di antaranya karena kami mendapat BOS Kinerja tahun 2023. Kami gunakan untuk kegiatan in house training (IHT) hingga 10 kali dengan berbagai materi,” kata Kepala SDN 2 Sinanggul, Wahid, pada Selasa (17/10/2023) siang.
Dari sepuluh IHT yang dibiayai dengan Bos Kinerja itu, IHT pertama telah dilangsungkan pada Kamis, 12 Oktober 2023. IHT ini dibuka oleh Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara Edy Utoyo. Kabid SD juga memberi materi berjudul Pembuatan Bahan Ajar Menggunakan Canva. Pemateri lain adalah Rosyidah Guru Duta Canva sekaligus Koordinator Kabupaten/Kota belajar.id di Jawa Tengah. Kegiatan ini juga dihadiri Koordinator Satkordik Kecamatan Mlonggo Nuryadi.
Menurut Wahid, dari 11 sekolah di Dabin I Kecamatan Mlonggo, hanya SDN 2 Sinanggul yang memperoleh Bos Kinerja dari Kemendikbud tahun 2023. Penetapannya berdasar Kepmendikbud Nomor 259/P/2023 tentang Penerimaan Dana Bantuan Operasional Sekolah yang Memiliki Kemajuan Terbaik Tahun Anggaran 2023. Di Kecamatan Mlonggo, hanya terdapat 5 SD yang memperoleh reward atas prestasi dalam Rapor Pendidikan tersebut.
Wahid menjelaskan, diraihnya nilai rata-rata baik dalam Rapor Pendidikan tahun 2022, bersumber dari sejumlah parameter. Dari kegiatan asesmen nasional, ada parameter nilai rata-rata pada literasi, numerasi, dan survei lingkungan belajar.
Dari sisi tenaga kependidikan, guru-guru sekolah ini sering mengakses Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang berisi pengembangan diri guru dalam menghadapi Kurikulum Merdeka. “Tentu saja ini meningkatkan kompetensi guru-guru kami,” tambah Wahid.
Indikator lainnya adalah keberadaan Guru Penggerak (GP) dan Calon Guru Penggerak (CGP) di sekolah. SDN 2 Sinanggul memiliki seorang GP, Agus Fendi Handoko dari Angkatan 7 Program Guru Penggerak, serta empat orang CGP dari Angkatan 9, masing-masing Nur Susanto, Ida Zuliana, Susanti, dan Intan Wahyu Maulidiya Wardhani.
“Total kami memiliki 12 tenaga pendidik dan kependidikan. Dari jumlah itu, ada 7 orang PNS dan 2 orang PPPK orang,” rincinya.
Menurutnya, rata-rata guru di sekolah tersebut aktif dalam pengembangan diri. Mereka juga brhasil membentuk lingkungan belajar yang baik, termasuk dalam memacu minat belajar siswa.
Guru Penggerak Agus Fendi Handoko menyebut, sudah dua tahunan sekolahnya menjalankan program Lidi, akronim dari Literasi Dini. “Ini merupakan tindak lanjut kami atas Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti,” kata Fendi.
Bentuknya, membiasakan siswa membaca 15 menit sebelum pelajaran. Kegiatan ini sudah berjalan dua tahun. Teknisnya siswa meminjam satu buku di perpustakaan untuk dibawa ke kelas, lalu simpan. Setiap awal pelajaran pada pagi hari, siswa harus membaca selama 15 menit.
“Semampunya, sampai selesai satu buku. Pada akhir kegiatan membaca, siswa membuat ringkasan, dikumpulkan, lalu pinjam buku lagi,” katanya.
Hal ini membantu siswa aktif belajar sehingga nilai asesmen nasional yang diperoleh ikut mengantarkan sekolah ini memperoleh BOS Kinerja.
Hadepe