Atas makna seperti inilah mengapa di atas dikatakan wis, ora perlu get-geten, tidak usah terkaget-kaget karena memang tidak ada yang rasanya akan mengagetkan. Sekalipun satu dua orang benar-benar akan kaget, ya tidak usah menjadi kaget-sangkete, tidak perlu sampai kejang-kejang bikin repot tetangga.

Dari suku kata get, terbentuk atau muncul antara lain kata ngeget, yakni tiba-tiba saja tanpa ada aba-aba atau persiapan apa pun, sopir misalnya menjalankan mobil begitu kencangnya. Atau tiba-tiba seseorang berteriak-teriak sekencangnya sampai bikin kaget siapa pun yang mendengarkannya.

Inilah yang disebut dengan ngeget-geti, bikin kaget, njalari utawa agawe kaget. Apakah nama capres dan cawapres yang didaftarkan ke KPU oleh koalisi partai-partai ada yang ngeget-geti?

Rasanya “wis biasa” disebut-sebut. Mulane, ora perlu get-geten; bahkan sebaiknya jangan ada yang terserang kaget-sangkete.  Namun, kalau ethok-ethoke, pura-pura kaget biar parpol yang tergabung dalam koalisi seneng, ya sumangga saja, biar tampak heboh, kaleeee.

Semakin jelas

Setelah pendaftaran ini, semakin jelaslah, -semoga semua memenuhi persyaratan- , siapa yang akan bertarung dalam pilpres. Sebuah pertarungan secara damai dan beradab.

Tugas utama warga masyarakat adalah mengawasi agar para capres-cawapres serta partai pendudukungnya benar-benar kesatria bertanding penuh semangat perdamaian dan menunjung tinggi peradaban kehidupan berdemokrasi, berbangsa, dan bernegara.

Semakin jelasnya siapa capres-cawapres, semakin kelihatan juga siapa nantinya akan bermain manis/halus atau sebaliknya.  Anda, para capres dan cawapres, adalah sosok paling terhormat dan paling terpilih di antara ratusan juta orang warganegara Indonesia.

Maka, tidak ada kata lain kecuali permintaan sederhana ini: Bermainlah semanis mungkin, seberadab mungkin, dan sebijaksana mungkin.

Saat ini, Anda sedang mengawali kerja keras dan kerja cerdas kelak jika menang; maka upayakan menang secara cerdas bukan culas apalagi ngegas dalam menjelekkan pihak lain, misalnya.

Bawalah suka cita, semangat damai sejahtera, kelembutan, penguasaan diri, kemurahan hati, kesabaran, kesetiaan; buanglah pertentangan, iri, menjelek-jelekkan, gila hormat, saling menantang dan saling mendengki.

Selamat berkompetisi, Tuhan memberkati.

JC Tukiman Tarunasayoga, Ketua Dewan Penyantun Soegijapranata Catholic University