Ilustrasi

Oleh Gunawan Witjaksana

MENJELANG dibukanya pendaftaran pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden ( Capres- Cawapres) oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) mulai tanggal 19 Oktober 2023, suasana media, khususnya jagad maya, makin ingar-bingar dan cenderung memanas.

Meski suasananya jauh berbeda dengan kondisi riil di tengah masyarakat yang tampak tenang- tenang saja, di dunia media utamanya media maya, sangat ramai dengan hiruk pikuk informasi serta opini terkait Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden ( Pilpres- Pilwapres).

Sayangnya ramainya informasi serta opini yang bertebaran tersebut lebih didominasi oleh informasi serta opini, dari sesuatu yang belum terjadi.

Contoh yang paling konkret misalnya terkait Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perubahan syarat usia cawapres.

Celakanya, karena informasi serta opini yang berkembang itu baru berupa asumsi dan kebetulan dikaitkan dengan kerabat Presiden, sampai ada yang memlesetkan MK adalah kependekan dari Mahkamah Keluarga.

Padahal sebenarnya sudah ada beberapa pihak yang kompeten yang memperkirakan MK seharusnya menolak, karena perubahan bunyi pasal itu merupakan kewenangan pembuat UU, yaitu DPR dan Pemerintah.

Pengalaman lain terkait putusan MK yang dulu konon bocor, terkait Sistem Pemilu misalnya, ternyata MK menolaknya dan hal itu betentangan dengan bocoran yang ternyata salah.

Lepas dari putusan MK yang akan dibacakan Senin, 16 Oktober 2023, itu sejumlah pihak, terutama yang secara spekulatif meyakini MK akan mengabulkan, telah beramai-ramai membuat manuver sesuai dengan keyakinan serta harapannya tersebut.

Contoh konkretnya adalah sejumlah organisasi yang langsung menyatakan dukungannya terhadap capres tertentu, meski semula rata-rata mereka masih menunggu arahan Presiden Jokowi yang didukungnya, yang hingga sekarang masih selalu menganjurkan untuk sabar dan aja kesusu.

Dengan ramainya fenomena tersebut, maka yang bisa kita renungkan sekaligus pertanyakan adalah, mengapa mereka tidak sabar?, serta dari sisi komunikasi sebenarnya apa yang sedang mereka perankan, sekaligus apa tujuan mereka?

Pentas Drama

Karena momentumnya adalah Pilpres-Pilwapres, maka tujuan mereka, entah siapapun serta dari kelompok apapun, dari sisi Ilmu Komunikasi mereka sedang memainkan komunikasi dramatisme.