Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu tersebut bercerita bila usaha menumbuhkembangkan tanaman tersebut tak mudah. Ribuan pohon Tabebuya yang ditanam tidak semua bisa bertahan hidup.
“Sebenarnya ada banyak pohon yang sudah ditanam tapi sebagian tidak berhasil. Contohnya di depan Klenteng Sam Poo Kong dan sepanjang Jalan Pamularsih. Malah banyak yang mati,” katanya.
Meski demikian banyak pula Tabebuya yang berhasil ditanam dan hidup hingga sekarang. “Nah yang berhasil itu kan di depan Balai Kota Semarang, di Jalan Karangayu, dan Jalan Madukoro Raya arah Bandara Jenderal Ahmad Yani. Sehingga kami berharap itu menjadi acuan ke depan agar kota kita ini makin indah,” harapnya.
Ia minta Dinas terkait menata ulang dan melakukan clustering kembali tanaman tersebut, sehingga saat tiba musim hujan perawatan tanaman lebih mudah dan tertata.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, Murni Ediati menyampaikan, sudah kali kesekian pohon-pohon itu mekar, tapi pada tahun ini memang terlihat lebih cantik dan segar.
Lokasi penanaman selama ini memang dipilih di ruas jalan protokol dan taman-taman kota. Ia mencontohkan, selain ada di ruas Jalan Pemuda, ada juga yang paling menonjol di sepanjang Banjir Kanal Barat. “Bunga tabebuya yang di Banjir Kanal Barat ini banyak sumbangan dari CSR berbagai pihak,” katanya.
Tabebuya (Handroanthus chrysotricha) atau biasa disebut pohon terompet emas adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar. Seringkali bunganya dikira sebagai sakura oleh kebanyakan orang, karena bentuknya yang mirip. Namun kedua tanaman itu sebenarnya tidak berkerabat.
Pohon tabebuya memiliki kelebihan di antaranya daunnya tidak mudah rontok pada saat musim berbunga. Dengan begitu bunganya terlihat sangat indah dan lebat. Selain itu, akarnya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.
Setiap spesies tabebuya memiliki warna yang berbeda-beda. Saat ini warna yang banyak dikenal adalah putih, merah muda, kuning, kuning jingga, magenta, plum, dan ada yang merah dengan panjang 3-11 cm, berbentuk terompet dan bergerombol.
Terdapat motif garis warna ungu di dalam bunganya. Saat musim berbunga, Tabebuya mampu menghasilkan jumlah bunga yang sangat banyak dan tidak putus sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan.
Hery Priyono
Bunga tabebuya bermekaran di sekitar Jalan Madukoro Raya, Kamis (5/10/2023). (foto HP)