blank
Ketua Dewan Masjid Indonesia Kab. Jepara Edy Sujatmiko

JEPARA (SUARABARU.ID) – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko meminta takmir masjid dan umat    Islam untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat. Masjid harus membuka diri menjadi tempat yang nyaman untuk berbagai kegiatan

Hal tersebut diungkapkan Edy Sujatmiko dalam Workshop Peningkatan Kapasitas SDM Penggerak Masjid di Pondok Pesantren Miftahul Ma’rifat, Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri pada Sabtu (23/9/2023) sore. Kegiatan itu digelar Pimpinan Cabang Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (PC LTMNU) Kabupaten Jepara.

blank
Pembicara dalam acaraWorkshop Peningkatan Kapasitas SDM Penggerak Masjid di Pondok Pesantren Miftahul Ma’rifat, Desa Banjaragung

“Jangan justru masjid dijadikan sebagai tempat yang ‘angker’. Itu malah menjauhkan masjid dari umat,”  ujar  Edy Sujatmiko yang juga menjabat sebagai Sekda Jepara.

Dia menyarankan agar takmir masjid mengundang jemaah dengan cara yang unik; menjaga kebersihan dan kerapian; mewujudkan program yang tepat sasaran; dan membangun masjid wisata.  Hal itu dia contohkan di masjid makam wali. “Tidak akan lepas dari fakta masjid sebagai pusat perekonomian,” tandas Edy Sujatmiko

blank
Workshop Peningkatan Kapasitas SDM Penggerak Masjid di Pondok Pesantren Miftahul Ma’rifat, Desa Banjaragung

Menurut Edy Sujatmiko, masjid yang dekat dengan masyarakat, dia sebut akan memakmurkan jemaah dan masyarakat sekitar.

“Kita lihat sekarang masjid di pinggir jalan raya antara Jepara dan Demak. Pagarnya dibongkar sehingga banyak pengendara yang mampir untuk menjalankan salat. Infak di kotak amal masjid yang seperti itu, puluhan juta per bulan,” tandasnya.

Selain Edy Sujatmiko, pembicara lain dalam kegiatan tersebut adalah Dr. K.H. Agus Salim yang membawakan materi Manajemen Pemakmuran Masjid, K.H. M. Nasrullah Huda (Masjid sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat Perspektif Syariat Islam), dan K.H. Ahmad Sahil (Revitalisasi Masjid dan Muharrik Masjid)

Ketua PC LTMNU Kabupaten Jepara Kiai Miftahudin, berdasarkan data yang dia miliki, di LTMNU Jepara terdapat 1000 masjid dan 4000 musala.  “Dengan kegiatan ini kami berharap para penggerak masjid bersemangat memakmurkan masjid, tak hanya sebagai pusat kegiatan ibadah, tapi juga ekonomi, sosial, dan kebudayaan,” katanya.

“Selain workshop, kami juga merencanakan kegiatan pelatihan khatib. Alhamdulillah sebagian pembiayaannya berasal dari hibah Pemkab Jepara,” tambahnya.

Hadepe