JEPARA (SUARABARU.ID|) – Akhirnya Balai Taman Nasional Karimunjawa memberikan jawaban terkait dengan dampak tambak udang di Karimunjawa, Kamis (21/9-2023). Tanggagan diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Karimunjawa, Dyah Sulistyari mewakili kepala balai.
Saat ditanya wartawan tentang limbah yang diduga mencemari pantai Bobby ia menyatakan bahwa kini fihaknya menungu hasil laboratorium. Namun ketika ditanya sampai kapan ia mengaku tidak tau. “Akan ditanyakan dan dikoordinasdikan dengan pihak laboratorium,” ujarnya.
Terkait dengan perijinan tambak Dyah Sulistyani menegaskan bahwa bukan dari Balai Taman Nasional. “ Ijin bukan dari kami. Karena itu kami tidak bisa menutup. Sebab tambak bukan di dalam kawasan TNKj, tapi diluar kawasan, di areal Areal Penggunaan Lainnya (APL). Itu kuasanya Pemkab Jepara. Terkait pengajuan ijinnya di Pemkab Jepara,” ujarnya pada wartawan .
Sementara saat ditanya tentang limbah yang mencemari perairan di Karimunjawa ia mengungkapkan, BTNKj telah melakukan koordinasi dengan Dirjen Penegakan Hukum di KLHK, karena sudah diatas ambang batas air laut normalnya.
Kita sudah melaporan dan juga sudah koordinasi dengan SKP Cilacap soal penanganan dan pengawasan limbah. Saat ini SKP Cilacap sedang berada di lapangan,” terangnya. Sebab penegakan hukum bukan wewenang BTNKj, fungsi kami hanya penjaga kawasan, tambahnya.
Terkait dengan pembuangan limbah kelaut, BTNKj juga sudah meminta para petambak untuk mengolah limbahnya sebelum dibuang kelaut. “Kami sudah bersurat ke petambak melalui surat dengan batas waktu Agustus –Desember agar mereka mengolah limbahnya terlebih dahulu,” terangnya
Ia mengakui bahwa limbah tambak udang ada pengaruhnya di TNKj . “Tapi jika diolah lebih lanjut dan aman, kita tidak keberatan,” ujarnya. Saat ditanya apakah mengancam biota laut atau terumbu karang ia menyatakan perlu kajian lebih lanjut.
Sedangkan soal penebangan pohon mangrove oleh petambak udang untuk pipa guna memasukkan air ke tambak ia mengaku sampai saat ini belum ada laporan. “BTNKj sudah minta kepada para petambak untuk menempatkan pipa di babakan atau tempat keluar masuknya perahu,” ajarnya
Hadepe