blank
JUARA PERTAMA - Kelurahan Randugunting menjadi juara pertama Program Tegal Merdeka Sampah. (Foto: Sutrisno)
TEGAL (SUARABARU.ID) – Kelurahan Keraton, Tegal Barat, Kota Tegal menjadi juara pertama inovasi sampah
yang digagas oleh PT Trinseo Materials Indonesia dalam rangka peringatan Hari Bersih-bersih Sedunia di Khas Hotel Kota Tegal, Senin (18/9/2023).
Juara dua diraih oleh Kelurahan Kemandungan, Tegal Barat dan juara ketiga diraih Kelurahan Randugunting, Tegal Selatan. Sebanyak 17 dari 27 Kelurahan yang ada di Kota Tegal mengikuti kegiatan tersebut.
Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia Hanggara Sukandar menyampaikan, setelah melaksanakan kegiatan sosialisasi program Tegal Merdeka Sampah pada Agustus 2023 lalu, kali ini Yok Yok Ayok Daur Ulang (YYADU) bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal melaksanakan kegiatan Inovasi Pengurangan dan Penanganan Sampah di Masyarakat Menuju Tegal Merdeka Sampah.
Tiap kelurahan diberikan tantangan untuk menyelesaikan inovasi daur ulang dari sampah yang mereka bawa secara mandiri dalam kurun waktu dua jam.
Hasil inovasi dinilai secara langsung oleh para juri, di antaranya tiga perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal, pegiat sampah dan pelaku daur ulang dari Runtah Tegal, juga Hanggara Sukandar, Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia sekaligus salah satu inisiator program YYADU.
“Saya sangat berterima kasih atas antusiasme dari tiap kelurahan yang telah hadir pada pagi hari ini dan memberikan inovasi daur ulang terbaiknya. Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi semangat bagi seluruh masyarakat Tegal untuk terus mengedepankan kegiatan kelola dan daur ulang sampah,” ujar Hanggara Sukandar.
Kegiatan daur ulang sampah merupakan upaya yang kompleks dalam pelaksanaannya. Namun upaya ini perlu terus dilakukan mulai dari yang paling sederhana, yaitu memilah sampah. Langkah kecil dalam mengubah sampah, khususnya sampah plastik menjadi produk yang dapat memiliki nilai jual kembali merupakan langkah kecil yang sudah sangat baik untuk dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah.
“Jika langkah sederhana ini terus dilakukan, saya yakin akan menjadi sesuatu yang besar. Mungkin saat ini yang dapat kita lakukan masih sebatas mengubah sampah menjadi keterampilan, namun kebiasaan mengelola sampah ini perlu terus dipupuk untuk mempersiapkan kita ketika suatu saat ada mesin atau bahkan pabrik daur ulang yang mampu mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bakunya lagi. Jadi mari kita lanjutkan kebiasaan baik ini,” tutup Hanggara Sukandar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal, Dra Nany Lestari MM mengatakan, memasuki akhir tahun, permasalahan sampah di Indonesia mulai kembali mengalami peningkatan seiring dengan kegiatan masyarakat yang semakin kompleks, tidak terkecuali di Kota Tegal yang tentu menyebabkan meningkatnya timbulan sampah. Pendapatan penduduk yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab terhadap tingginya konsumsi masyarakat. Di sisi lain, lahan untuk menampung tingginya sisa konsumsi semakin terbatas.
“Pemerintah Kota Tegal memiliki komitmen terhadap permasalahan sampah, terlebih lagi dengan sangat terbatasnya lahan pembuangan akhir. Kita sudah harus mengubah alur pengelolaan sampah yang semula kumpul, angkut, buang ke TPA menjadi kumpul, proses, jadikan rupiah,” ujar Nany Lestari.
Dalam pelaksanaannya, tentu kota Tegal masih menghadapi tantangan, mulai dari persebaran informasi, sosialisasi, serta edukasi tentang pengelolaan dan daur ulang kepada masyarakat. Kolaborasi antar-pihak merupakan suatu hal yang perlu diterapkan, melibatkan berbagai pihak mulai dari masyarakat dan komunitas, swasta atau industri, akademisi, pemerintah, hingga media publikasi untuk melakukan bagian dan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu program YYADU! hadir untuk mewujudkan keterlibatan antar-pihak dan mencapai tujuan bersama, yaitu daur ulang sampah serta ekonomi sirkular.
“Sosialisasi dan edukasi kami lakukan untuk meningkatkan potensi daur ulang masyarakat. Dengan memberdayakan masyarakat, kami berharap kedepannya masyarakat dapat mengelola sampah dari hulu, di mana sampah rumah tangga sudah dipilah dan diolah. Kegiatan hari ini menjadi contoh bahwa masyarakat Tegal memiliki potensi yang luar biasa dalam mendaur ulang sampahnya. Selebihnya, pemerataan informasi perlu tetap dilakukan agar semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi,” terang Nany Lestari.
Sutrisno