blank
Ketua Senat Udinus, Prof. Edi Noersasongko, menyematkan pin guru besar kepada Prof. Pulung Nurtantio Andono, Senin (18/9/2023).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) secara resmi kukuhkan satu guru besar baru, yakni Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono S.T., M.Kom. Wakil Rektor IV Bidang Penelitian dan Kerja Sama Udinus tersebut menjadi Guru Besar termuda di usia 41 tahun pada bidang Teknik Informatika di Jawa Tengah (Jateng).

Bidang ilmu yang dipelajari oleh guru besar terbaru milik Udinus ini pun tak main-main, bidang yang ditekuni Prof. Pulung merupakan teknologi dasar untuk mendukung Industri 4.0 dan juga 5.0, yakni Artificial Intelligence (AI).

Pada penelitiannya, ia mengimplementasikan salah satu teknologi AI yaitu Computer Vision, terutama untuk pelestarian alam dan budaya. Salah satu pelestarian alam telah diteliti oleh Prof. Pulung, yaitu memanfaatkan teknologi untuk mengukur kesehatan terumbu karang di perairan Indonesia.

Pengukuhan Profesor ke-12 Udinus, dilakukan di MAC Ballroom Jalan Majapahit Semarang, dan dikukuhkan secara langsung oleh Ketua Senat Udinus, Prof. Dr. Ir Edi Noersasongko, M.Kom, Senin (18/9/2023).

Rektor Udinus, Prof. Edi Noersasongko, menyampaikan, dengan bertambahnya satu Guru Besar baru di lingkungan Udinus, Hal itu merupakan suatu momen yang harus disyukuri. Bertambahnya Guru Besar di bidang Teknik Informatika ini jadi pemicu semangat bagi dosen lainnya untuk meraih jabatan akademik serupa.

“Kami berharap kedepan Udinus dapat panen profesor baru di berbagai bidang. Saat ini kami sudah memiliki 83 Doktor dan kami segerakan agar dapat jadi profesor. Kami selalu mengingatkan dan mendorong agar dapat meraih gelar tersebut,” jelasnya.

Dijelaskan lebih jauh, saat ini, kecerdasan buatan merupakan game changer di berbagai bidang dan industri yang berkembang di masyarakat. Dengan kecerdasan buatan, berbagai masalah global, seperti industri manufaktur, pendidikan, hingga kesehatan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan inovatif.

Memanfaatkan kecerdasan buatan, Prof. Pulung mampu menjawab berbagai tantangan untuk melestarikan budaya dan alam Indonesia. Dirinya memanfaatkan teknologi digital yang terus berkembang, seperti teknologi tiga dimensi (3D), Virtual Reality (VR), dan Augmentation Reality (AR).

“Digitalisasi menjadi aspek utama dalam pelestarian budaya gamelan menggunakan kecerdasan buatan. Dengan menggunakan teknik pengolahan gambar dan suara, kecerdasan buatan memungkinkan digitalisasi instrumen gamelan yang kini dikenal dengan E-Gamelanku,” katanya disela-sela acara pengukuhan.

Perkembangan rutin dilakukan oleh Prof. Pulung dengan berbagai penelitiannya tentang AI. E-Gamelanku yang semula dapat dimainkan menggunakan gadget, kini beralih memanfaatkan teknologi VR dan AR.

Melalui teknologi tersebut, dapat digunakan untuk membawa pengguna ke dunia gamelan, memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan instrumen. Bahkan, menciptakan musik mereka sendiri dalam lingkungan virtual yang mendidik dan menarik. Gamelan yang memanfaatkan teknologi tersebut yakni Gamelan Metaverse.

Selain itu, pengembangan gamelan robot yang dikenal dengan Robot Sekar Nuswantoro, juga dapat melestarikan kekayaan budaya Indonesia dengan menggabungkan tradisi gamelan yang klasik dengan inovasi teknologi robotik.

Salah satu bidang Ilmu Komputer yang berfokus pada replikasi bagian dari kompleksitas sistem penglihatan manusia, computer vision terus dikembangkan dan menjadi fokus penelitian dari Guru Besar ke-12 Udinus tersebut.

Teknologi itu menjadi salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang memberikan potensi besar untuk pelestarian alam. Penelitian pun telah ia lakukan melalui pemanfaatan computer vision dengan mengambil objek terumbu karang. Penelitian itu terus dikembangkan dan kini hasilnya telah disusun dalam penelitiannya.

“Saat ini, kecerdasan buatan telah menjadi fondasi teknologi dalam revolusi industri terutama dalam konteks pelestarian budaya dan alam. Dalam konteks pelestarian alam, teknologi computer vision menawarkan janji metode pemantauan keanekaragaman hayati yang lebih efektif,” kata Prof. Pulung.

Di Indonesia sendiri, Tak banyak guru besar yang berkecimpung di bidang Teknik Informatika khususnya di bidang AI dan Udinus pun kini telah memilikinya. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh Prof. Pulung pada kurun waktu 10 tahun saja, termasuk 45 penulisan artikel dalam jurnal ilmiah.

“Gelar Guru Besar merupakan sebuah amanah dan menjadi tanggung jawab besar. Saya harap dengan adanya tambahan Guru Besar ini, Udinus semakin maju dan kedepan mampu menjadi World Class University,” kata Guru Besar pertama pada bidang Ilmu Komputer di Jateng tersebut.

Sementara itu, Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam sambutannya di pengukuhan tersebut mengucapkan selamat kepada Prof. Pulung karena telah berhasil
meraih gelar Guru besar di bidang Teknik Informatika. Selain itu, juga predikat sebagai menjadi Guru Besar termuda di jateng di bidang teknologi informasi.

“Harapannya penelitian Prof. Pulung dapat diterapkan dan nantinya membantu meningkatkan kekayaan alam di Kota Semarang. Seperti penanganan stunting hingga pemanfaatan kekayaan laut di Kota Semarang, di bidang maritim hasil tangkap perikanan menjadi sumber nutrisi bagi anak-anak,” katanya.

HP