Gemulai Penari Gambyong

Bangunan runtuh di kompleks Gedung Marabunta, menjadi tampak sangat antik dengan batu bata yang menonjol di temboknya di antara semen tembok yang runtuh (disengaja).

Di sinilah sekitar 200-an alumni Universitas Gadjah Mada berkumpul, untuk turut serta meramaikan Festival Kota Lama Semarang. Hadir dalam acara tersebut sesepuh Kagama Prof Dr Sri Puryono, mantan Sekda Jateng, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso mewakili wali kota, dan ketua panitia Kagama Kolaborasi Agus Suryono, mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jateng, dan Wakil Sekjen IV Kagama Puthut Yulianto.

Acara diawali dengan penampilan tari Gambyong Pareanom dari Kagama Beksan Yogyakarta. Gemulai para 17 penari gambyong, yang meskipun semuanya sudah yuswa rata-rata sudah berusia lebih 50 tahun, tetapi Gerakan tarinya masih gemulai, luwes kewes.

Selanjutnya tampil ArsDeeBee BigBand menampilkan beberapa lagu, diselingi sambutan Ketua Panitia Agus Suryono, dan kemudian tampil tarian rancak Semarang Rumah Kita dari Kagama Beksan Semarang.

Kemudian Kagama Yoga juga menampilkan dua tarian lagi, yaitu Domba Nini, dan Roro Ngigel.

Adiswara, koor Kagama dengan jumlah penampil begitu banyak, tampil memukau di Kota Lama. Foto: Widiyartono R.

Paduan suara Adiswara Gadjah Mada tampil luar memikat, dengan jumlah penampil yang sedemikian besar. Bisa dibayangkan bagaimana cara latihannya, karena mereka tinggal di kota-kota berbeda dan berjauhan.