blank
Ahmad Busro "Bolo-Bolo" Mustofa

JEPARA (SUARABARU.ID) – Bagi seniman di Jepara, khususnya musisi Jepara dan sekitarnya nama Busro Bolo-Bolo tak asing lagi. Sebab tamatan Institut Musik Purnomo Yamaha ini bukan hanya piawai memainkan alat musik bas, tetapi juga aktif dalam sejumlah kegiatan para musisi dan pentas musik. Ia sendiri menjadi bagian dari Cupu-Cupu Band.

Ia mengakui menyukai dunia musik mulai sekolah di MTs NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus. “Dalam musik ada harmoni dan keindahan. Juga ada kritik dan sanjungan,” ujarnya.

blank
Ahmad Busro Mustofa dalam sebuah kompetisi

Di dunia sepak bola Jepara, pemilik nama lengkap Ahmad Busro Mustofa yang lahir di Jepara 27 Agustus 1978 ini juga demikian dikenal. Ia bukan saja sangat menyukai bola, tetapi rasa cintanya pada sepak bola diwujudkan dengan mendirikan Club Bolo-Bolo FC. Bahkan ia mendapatkan kepercayaan sebagai Wakil Sekretaris Askab PSSI Jepara

Sementara di organisasi keagamaan, putra Maskan Hasan yang tinggal di RT 2/ RW 2 Saripan Jepara ini juga aktif di MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Jepara. Ia menjadi Ketua Lesbumi. Alumni MI Al Islam, MTs TBS Kudus yang diasuh oleh KH Ma’mun Ahmad dan SMAN 1 Tahunan ini juga aktif dalam kegiatan budaya, khususnya penguatan kearifan dan sejarah lokal Jepara.

blank

Tertarik Politik

Dalam perbincangan khusus dengan SUARABARU.ID, Busro mengaku tertarik ke dunia politik sejak tahun 2016. “Semula saya antipati dengan politik. Namun akhirnya saya sadar bahwa untuk merubah daerah ini menjadi lebih baik dan beradab salah satunya adalah melalui dunia politik, utamanya melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,” tuturnya. Bukan hanya dari panggung – panggung musik atau dari jalanan,” tambahnya.

blank
Ahmad Busro Mustofa

Sebab DPRD memiliki fungsi untuk membentuk peraturan daerah, membahas anggaran dan program serta mengawasi tugas – tugas pemerintahan, pembangunan dan kamasyarakatan. “Jika semua yang dilakukan benar-benar untuk dan demi masyarakat tentu semua aspirasi masyarakat akan tertampung dan tersalurkan.

Kini Ahmad Busro Mustofa menjadi salah satu calon DPRD Jepara dari Daerah Pemilihan Jepara I dari Partai Demokrat. Ia sadar, kontestasi untuk bisa ke Tamansari sangat berat jika alat ukurnya adalah materi. Sebab dengan usaha konveksi yang yang ditekuninya jelas ia tidak akan mampu “membeli suara”. “Apalagi kelompok usaha saya termasuk kelas gurem, sangat kecil,”ujarnya

Menurut saya, suara pemilih sebenarnya tidak akan dapat terbeli dengan harga berapapun. “Sebab satu suara akan sangat menentukkan perjalanan pembangunan di daerah paling tidak untuk lima tahun kedepan. Bahkan untuk masa depan daerah. Saya percaya banyak pemilih yang tidak ingin mengadaikan masa depan,” ujarnya.

Tetapi entah kapan kondisi itu akan tiba, waktu yang akan menentukan. “Namun saya yakin waktunya akan tiba dimana warga memiliki kesadaran kolektif untuk menjatuhkan pilihannya, bukan hanya atas dasar materi dengan menggadaikan kedaulatannya,” pungkasnya

Hadepe