blank
KETERANGAN - Eks Ketua PCNU Kabupaten Tegal, Akhmad Was'ari beri keterangan kepada sejumlah wartawan. (Foto: Sutrisno)
SLAWI (SUARABARU.ID) – Eks Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal, Akhmad Was’ari mengaku bahwa mobil operasional pemberian Bachrudin Nasori Pajero putih G 999 NU pindah atas nama dirinya.
Dikonfirmasi sejumlah wartawan usai rapat di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Rabu (30/8/2023) Akhmad Was’ari membeberkan kronologi bantuan mobil Pajero G 999 NU.
“Saat Pilkada Bupati 2019 selesai dan Tim suksesnya PCNU. Setelah itu di rumah saya semua kumpul H Khambali, H Nur Kholis, saya, H Bachrudin bersama istri, Mas Ardi bersama istri, dan kalau nggak salah Mas Firdaus (mantan ketua DPRD Kabupaten Tegal dari PKB) ada di sana,” kata Akhmad Was’ari mengawali.
Begitu PCNU diminta untuk menjadi tim lagi, H Nur Kholis sebagai Ketua Tim waktu itu menawar. Kiai Khambali dan Akhmad Wasari menyatakan siap hanya dengan catatan difasilitasi mobil bukan untuk perorangan tapi untuk NU. Dan mobil Pajero dikasihkan ke NU.
Karena mobil tersebut atas nama istrinya Bachrudin yang orang Makasar, maka plat nomornya juga masih Makasar. Saat itu berfikir mobilnya PCNU tapi kok serinya Makassar gimana gitu. Akhirnya berinisiatif alih nama mutasi dengan nama PCNU Kabupaten Tegal.
Bagitu H Nur Kholis ke Samsat, ternyata persyaratan untuk menjadi nama lembaga itu banyak dan makan waktu panjang. Antara lain ada ijin usaha, dan akte. Persyaratan tersebut kata Wasari bisa dipenuhi tapi butuh waktu.
Sehingga H Nur Kholis konfirmasi minta pendapat teman-teman cari solusi. “Padahal kita butuh waktu cepat dan mendesak. Intinya mobil tersebut segera mungkin seri G dengan Nomor yang kita kehendaki yakni G 999 NU,” terangnya.
Akhirnya atas restu dari pengurus termasuk dari Wakil Ketua Makfudin dan Kiai Khambali sudahlah pakai nama ketua dulu ga papa. Hal itu sama seperti mobil NU sebelumnya namanya Kiai Khambali.
Itu dilakukan hanya untuk mempermudah pajak saja. Sama sekali tidak ada niat untuk memiliki dan menguasai.
“Orang rumah juga tidak tahu kalau saya punya BPKB Pajero, saya juga tidak pernah pakai karena kebetulan saya sudah ada mobil sendiri. Jadi itu memang murni totalitas untuk operasional PCNU Kabupaten Tegal,” ungkap Was’ari.
Jadi sejarah berubah nama itu sebetulnya dan awal namanya PCNU. “Hanya karena terlalu banyak persyaratan agaknya butuh waktu dan tenaga untuk memenuhi akhirnya menggunakan nama saya,” terangnya.
Karena mobil tersebut statusnya masih punya PCNU Kabupaten Tegal, si pemberi juga untuk PCNU maka pihaknya tidak perlu memberitahukan kepada si pemberi. “Menurut saya mobil ini dipakai untuk NU, ngapain toh sudah dikasihkan apa saya harus konfirmasi lagi dan lain sebagainya,” kata Was’ari.
Mobil diserahkan ke PCNU Tahun 2019 dan balik nama Tahun 2020 saat mau bayar pajak. Terkait BPKB yang konon belum diserahkan Was’ari menjelaskan, begitu selesai Konferensi saat itu semua aset yang masih ada pada PCNU sudah diserahkan sepenuhnya kepada pengurus PCNU Kabupaten Tegal yang baru.
“Dengan atas nama aset NU, berita acaranya juga aset NU kami serahkan kepada pengurus yang baru. Tanpa ada yang ditinggal. Tutup spentil saja saya kasihkan semua. Jadi mobil, BPKB, STNK diserahkan,” beber Was’ari.
Was’ari tidak tahu kenapa sampai belum diterima atau diterimakan ke siapa. “Yang pasti begitu masa bakti saya selesai, terpilih pengurus baru, itu sudah saya serahkan semuanya. Jadi mobil sudah menjadi tanggungjawab dari pengurus PCNU sekarang,” tutup Was’ari.
Sutrisno