SEMARANG (SUARABARU.ID)– Asesmen Nasional sebagai cara memantau perkembangan proses belajar dan menjadi dasar perbaikan pembelajaran, adalah sebuah keniscayaan. Proses pembelajaran yang baik, diharapkan mampu membangun karakter setiap anak bangsa.
”Ruang pembelajaran bagi kita semua sangat luas. Tugas kita melakukan transformasi yang dapat dilakukan oleh sumber daya pendidikan yang ada. Hal ini agar mendapatkan hasil pendidikan yang maksimal,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangannya, Rabu (30/8/2023).
Anggota Komisi X DPR RI itu, hadir pada workshop pendidikan secara daring, bertema ‘Berefleksi Pada Hasil Asesmen Nasional Untuk Perbaikan Pembelajaran’, yang diselenggarakan Direktorat Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah bersama Komisi X DPR-RI, di Hotel Griptha, Kudus.
BACA JUGA: Jokowi Manggut-manggut Dengar Hilmi Berkisah dalam Bahasa Jepang
Hadir pada acara itu, Drs Purwadi Sutanto MSi (Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMA Kemendikbudristek RI), Dr Juandanilsyah SE MA (Analis Kabijakan Ahli Madya Kapokja Publikasi, Komunikasi dan Advokasi Kebijakan, Kemendikbudristek RI), dan Murgiono (Kasubdin Dinas Pendidikan Kabupaten Demak).
Selain itu, hadir para guru, kepala sekolah, komite, pengawas sekolah tingkat SMA, SMK, dan MA, serta praktisi pendidikan Kabupaten Demak, sebagai peserta.
Menurut Lestari, saat ini dunia pendidikan berkejaran dengan waktu dalam menghadapi banyaknya perubahan yang terjadi. Rerie, sapaan akrab Lestari menyebut, anak-anak kini berhadapan dengan Artificial Intelligence (AI), yang bisa memanipulasi kemampuan individu peserta didik.
BACA JUGA: SMP Negeri 2 Leksono Wonosobo Gelar Pensi “Pagelaran Pelajar”
Bagaimana di masa datang, tambah Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu menyampaikan, mekanisme asesmen pendidikan Nasional harus mampu mengantisipasi perkembangan zaman ini.
Mengutip catatan UNESCO dalam Global Monitoring Report tahun 2021/2022, anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu mengungkapkan, pembenahan yang paling utama adalah, merealisasikan pendidikan berkualitas seperti yang dicanangkan SDG’s 4.
Ruang belajar, tambah dia, harus menjadi ruang yang menyenangkan bagi semua yang terlibat di dalamnya. Karena itu, kebijakan pendidikan harus mengedepankan integritas dalam mendorong inisiatif dan inovasi perubahan, maupun penetapan standar pendidikan yang inklusif.
Mengutip pernyataan Prof Komaruddin Hidayat, Rerie mengungkapkan, pendidikan adalah sebuah proses pemartabatan. ”Karena itu, perbaikan perilaku harus terefleksi dalam sebuah proses belajar, yang berujung pada mewujudkan pembangunan karakter anak bangsa,” tukas dia.
Riyan