blank
WORKSHOP - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih memberikan materi pada workshop pendidikan. (Foto: Sutrisno)
TEGAL (SUARABARU.ID) – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tegal masuk 5 sampai 10 besar di Jawa Tengah. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr H Abdul Fikri Faqih MM saat Workshop Pendidikan Penguatan Kompetensi Guru Dalam Konsepsi Merdeka Belajar di Plaza Hotel Kota Tegal, Senin (28/8/2023).
“Di Dapil Jateng IX, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. Kota Tegal sudah masuk di lima besar. Paling tidak sepuluh besar di Jawa Tengah Indeks Pembangunan Manusianya. Untuk Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes harus didorong lagi karena masih berada di lima besar dari bawah di Jawa Tengah,” kata Fikri.
Lima besar dari bawah kata Fikri, bukannya tidak ada progres. Mereka sudah ada peningkatan tetapi kalah dengan daerah lain. Sehingga daerah lain IPM naik, sementara Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal masih tetap maka peringkatnya masih di bawah.
“IPM yang pertama adalah pendidikan, dan ternyata sumber daya alam tidak bisa jadi sandaran masa depan bangsa dan anak cucu kita,” terang Fikri.
Yang utama adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Karenanya dari pendidikan dan pendidikan adalah dari guru. “Terbukti sarana prasarana saat Covid-19 tidak dipakai. Sehebat apapun sarana dan prasarana kalau kemudian gurunya tidak kreatif, gurunya tidak bisa menyesuaikan kondisi sekarang saya kira tidak begitu berarti,” ujar Fikri.
Melalui workshop pendidikan penguatan kompetensi guru dalam konsepsi merdeka belajar diharapkan bisa menambah wawasan peserta yang mayoritas para guru.
Konsep merdeka belajar dari sisi pengembangan untuk kurikulum kedepan menurut Fikri bagus hanya, memang antara pusat dan daerah disatuan pendidikan sangat beragam sehingga konsep belajar semua guru, semua murid itu belum bisa diterapkan. Bahkan kurikulum mau ganti berapa kalipun kalau cara mengajarnya seperti itu saja, berbahaya.
Pendidikan kunci utama di guru. Nah, kalau guru peningkatan kapasitasnya kurang terutama di daerah-daerah juga akan berbahaya. Konsep tinggal konsep tapi tidak diikuti dengan perkembangan yang signifikan di daerah.
“Inilah salah satu kenapa ada peningkatan kompetensi guru dalam konsepsi merdeka belajar,” terang Fikri.
Widyaprada Ahli Utama Direktorat Jenderal (WAU Dirjend) Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI, Dr Enang Ahmadi S.Pd M.Pd menyampaikan, karena Dikdas pendidikan dasar berkualitas maka penguatan pendidikan dasar itu dilakukan berbagai program, salahsatunya adalah guru penggerak dan sekolah penggerak. Disamping implementasi guru merdeka.
Disampaikan, saat ini yang sedang bergerak adalah bagaimana penguatan guru lebih banyak kepada kemampuan sosial dan kepribadian. Diyakini bahwa guru-guru yang punya etos kerja, spirit, pantang menyerah, dan kreatif itu akan lahir dari guru-guru yang mempunyai kemampuan sosial dan kepribadian yang kuat.
“Kemendikbud mendorong guru penggerak adalah salahsatu solusi untuk mencapai daya saing internasional yang lebih kuat,” ujar Enang.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, Tri Sari Novianto S.STP M.Si menyambut baik kegiatan ini dan merupakan wujud komitmen dari Kemendikbud dan Komisi X DPR RI artinya Kota Tegal mendapat perhatian.
“Kegiatan ini agar sering dilakukan dan berkelanjutan sehingga ada peningkatan kompetensi guru-guru di Kota Tegal,” harap Tri Sari Novianto.
Sutrisno