BLORA (SUARABARU.ID) – Dompet Dhuafa Jateng kembali mengirimkan bantuan air bersih untuk masyarakat Jawa Tengah yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Puluhan mobil tangki air berkapasitas 6.000L hingga 8.000L dikerahkan untuk membantu masyarakat di Jawa Tengah menghadapi musim kemarau panjang. Berdasarkan laporan diperkirakan sebanyak 4.713 jiwa di berbagai daerah terutama Kabupaten Blora, Demak, dan Kabupaten Semarang merasakan manfaat dari bantuan air bersih tersebut.
Setidaknya ada 114 desa di 56 kecamatan yang terdampak kekeringan dan ratusan desa itu tersebar di 18 kabupaten/kota. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, sementara wilayah yang terdampak kekeringan paling parah adalah Grobogan, Blora, dan Sragen.
Wahyu Setiawan selaku SPV Program Layanan Sosial Dakwah Dompet Dhuafa Jawa Tengah mendapat laporan dan permohonan bantuan air bersih dari banyak daerah sejak Juli lalu, dan sudah direspon dengan pengiriman belasan mobil tangki air berkapasitas 6.000L ke Wonogiri, Blora, Demak, dan Kabupaten Semarang pada 26 Agustus 2023 lalu.
“Iya kita sudah dapat laporan mengenai kekeringan itu sejak akhir Juli. Permohonan bantuan air bersih masuk dari banyak tempat, dan sudah kita kirimkan juga air bersih ke sana sesuai permohonan,” kata Wahyu, Selasa (29/8/2023).
“Alhamdulillah sudah kita kirimkan ke Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Blora sebanyak 34 mobil tangki air, kapasitasnya masing-masing 6000L – 8000L,” ungkapnya.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jateng, Zaini Tafrikhan menyampaikan keprihatinannya terkait fenomena El-Nino yang memperburuk musim kemarau di banyak wilayah. Ia juga menyatakan kesiapan Dompet Dhuafa Jateng bersama-sama dengan pemerintah membantu masyarakat melewati krisis air bersih ini.
“Saya prihatin dengan apa yang dialami saudara-saudara kita yang kesulitan air bersih belakangan ini. Selain musim kemarau yang datang lebih awal, situasi ini juga diperburuk dengan adanya anomali cuaca El- Nino,” ujarnya.
Zaini mengimbau kepada masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air dan menjaga sumber air bersih di sekitar. “Saya juga mengajak masyarakat luas secara umum untuk tidak mencemari lingkungan, sehingga di masa mendatang krisis air bersih dapat diminimalisir,” terangnya.
Diketahui saat ini terjadi kekeringan dan krisis air bersih di berbagai wilayah di Pulau Jawa. Di Provinsi Jawa Tengah sendiri kekeringan terparah dialami di Grobogan, Sragen, dan Blora.
“Bahkan Bendungan Kedungdowo Kabupaten Batang yang biasanya dapat mengalirkan air hingga 1.500 liter per detik (dapat mengairi 1.176 hektar lahan pertanian), sejak kemarau melanda debit air yang dialirkan Bendungan Kedungdowo hanya mampu 680 liter per detik. Padahal bendungan tersebut berperan penting sebagai saluran irigasi dan pengairan sawah masyarakat sekitar. Hal ini yang menjadikan masyarakat sekitar khawatir akan gagal panen musim ini,” imbuhnya.
Ning S