Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, selaku inspektur upacara mengenakan baju adat dari suku Batak Toba lengkap dengan ikat kepala dan kain ulos yang disampirkan di pundak.
“Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini mari kita jadikan sebagai momen untuk lebih meningkatkan diri dan berkontribusi membangun Indonesia, khususnya di Kota Semarang,” kata walikota yang biasa disapa Mbak Ita ini.
Dirinya menjelaskan, hingga saat ini masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus dilakukan di Kota Semarang. Mulai dari penanganan kemiskinan, ketahanan pangan, stunting, hingga beberapa permasalahan lainnya.
“Penanganannya tidak bisa sendiri, harus kerja bareng – bareng bergerak bersama baik yang di pemerintahan, warga masyarakat, hingga stakeholder harus ikut bareng – bareng,” katanya.
Salah satu contoh langkah yang dilakukan Pemkot Semarang yang terbaru adalah dengan menjalin kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam hal ketahanan pangan di Kota Semarang.
Penandatanganan kerjasama antara Pemkot Semarang dengan BRIN dilakukan usai upacara bendera Hari Kemerdekaan yang dilakukan langsung oleh Mbak Ita dengan perwakilan dari pihak BRIN.
“Kerjasama antara Pemkot Semarang dan BRIN ini meliputi penanaman tanah musnah dan ketahanan pangan dengan menggali potensi yang ada di Kota Semarang. Salah satu potensi yang akan dilakukan seperti yang ada di wilayah pesisir Kota Semarang,” katanya.
Tak hanya itu saja, kerjasama Pemkot Semarang dan BRIN ini juga akan melakukan optimalisasi di balai benih ikan dengan cara pembuatan bibit atau benih ikan secara cepat dan lebih optimal.
“Nanti BRIN akan melakukan mapping potensi – potensi yang ada di Kota Semarang, tidak hanya soal ketahanan pangan saja, namun juga soal stunting, kemiskinan, hingga inflasi yang ada,” katanya.
Hery PriyonoÂ