JEPARA (SUARABARU.ID) – Gagasan Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan untuk membangun Kampung Kartini Tangguh mendapatkan tanggapan sejumlah aktivis perempuan Jepara. Sebab ia mencoba mengurai persoalan-persoalan sosial dan bahkan hukum dengan pendekatan budaya yang menggunakan basis gerakan gagasan dan spirit RA. Kartini. Sebab menurut Kapolres Jepara, RA Kartini adalah kekuatan absolut dan kultural masyarakat Jepara. Karena itu SUARABARU.ID mencoba menurunkan sejumlah tanggapan dari perempuan Jepara. (Redaksi)
BUDI PRIHATINI S.PD,M.PD : Peraih Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional ini menyambut positif gagasan Kapolres Jepara yang merencanakan mendirikan Kampung Kartini Tangguh yang akan menggunakan pendekatan budaya untuk mengurai persoalan sosial dan bahkan hukum.
Menurut Budi Prihantini, karena nilai yang ingin diadopsi dalam program ini adalah gagasan-gagasan dan spirit RA Kartini, maka yang perlu dilakukan saat pertama kali saat menyusun konsep dan arah gerakan juga harus berangkat dari sana. “Ada banyak gagasan beliau yang masih relevan hingga saat ini,”ujar Budi yang saat ini menjadi Guru SDN Bucu 04, Kecamatan Kembang.
Ia juga menjelaskan, RA Kartini bisa menjadi perempuan hebat hingga diangkat menjadi pahlawan kemerdekaan karena ia memulai dengan membaca dan menulis hingga beliau memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang.
“Karena itu literasi harus menjadi salah satu ciri Kampung Kartini Tangguh. Tujuannya untuk memberdayakan masyarakat,” papar Budi yang juga dikenal aktif di komunitas praktisi sekolah dengan berkolaborasi dengan teman sejawatnya. Juga menjadi Sekretaris Forum Penulis Literasi Jepara.
Namun ia mengingatkan, literasi bukan hanya berupa baca tulis, tetapi juga luterasi numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan. “Jadi ada pemahaman yang lebih permanen dan kokoh dari masyarakat. Bukan hanya sekedar melakukan,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan, sebagaimana pesan R.A Kartini bahwa Ibu adalah pusat kehidupan keluarga dengan memberi tugas besar untuk mendidik anak-anaknya dan membentuk budi pekerti. “Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perempuan yang patut disebut sebagai “ibu” dalam arti sebenarnya,” paparnya
“Begitu besarnya peran perempuan dalam suatu keluarga maka sudah seharusnya dalam konsep Kampung Kartini Tangguh, perempuan mendapatkan perhatian khusus agar semakin berdaya hingga dapat menerima panggilan sebagai seorang ibu bangsa,” ujar Budi.
Hadepe