blank
Polres Grobogan bantu atasi dampak kekeringan di wilayah Kabupaten Grobogan. Foto: Dok/Humas

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Dampak kekeringan yang terjadi akibat kemarau panjang kian terasa di sejumlah daerah, termasuk di wilayah Kabupaten Grobogan.

Bahkan beberapa hari belakangan, sempat viral di media sosial maupun media online adanya warga yang mengambil air dari lubang yang dibuat di dasar sungai. Hal itu, terjadi di Dusun Karanganyar, Geyer, Grobogan.

Terkait hal itu, Polres Grobogan bergerak cepat membantu mengatasi dampak kekeringan yang terjadi dengan membuat penampungan dan menyalurkan bantuan air bersih di wilayah Kabupaten Grobogan, belum lama ini.

Kapolres Grobogan, AKBP Dedy Anung Kurniawan menyampaikan, dalam penyaluran bantuan air bersih, Polres Grobogan mengerahkan 1 mobil water cannon yang biasa dipakai menghalau massa saat aksi demonstrasi, 4 mobil tangki, 4 mobil patroli yang telah dimodifikasi, dan 50 anggota Bhabinkamtibmas dengan motor bronjong berisi air bersih.

Menurut Dedy, dalam mengatasi kekeringan yang terjadi di wilayah Grobogan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan BPBD dan PDAM Grobogan.

‘’Ada 1 mobil water cannon, 4 mobil tangki milik BPBD dan PDAM, 4 mobil patroli serta 50 motor bronjong Bhabinkamtibmas kami kerahkan untuk membantu mengatasi kekeringan yang terjadi di Kabupaten Grobogan,’’ ujar Dedy.

Dikatakan, air bersih tersebut akan disalurkan di beberapa titik. Diantaranya mobil water canon dan 2 mobil tangki menyalurkan bantuan air bersih di wilayah Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan, dan 2 mobil tangki di Desa Asemrudung, Geyer, Grobogan.

‘’Untuk mobil patroli yang telah dimodifikasi dan motor bronjong polisi berisi air bersih, mengikuti penyaluran air bersih di masing-masing wilayah Polseknya,’’ jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan Dwi Sri Astutik mengapresiasi apa yang telah dilakukan Polres Grobogan dan jajarannya.

‘’Warga kami telah mengalami kekeringan selama dua bulan ini. Selama ini, warga mengambil air dari sumur yang berada di sawah. Karena jika membeli harganya sekitar Rp 120 ribu. Tentunya sangat berat bagi warga kami yang sebagian besar bekerja sebagai petani,’’ ungkap Dwi.

‘’Kami berharap bantuan air bersih untuk warga ini dapat terus dilakukan. Minimal seminggu sekali,” harap Dwi.

Ning S