blank
Anggota DPD RI Komite I, Dr. Abdul Kholik bersama Plt Kakanwil Kemenkumham Jateng, Hantor Situmorang. Foto: Dok/Ning S

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Anggota DPD RI Komite I, Dr. Abdul Kholik menyebut, sejauh ini pengelolaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Jawa Tengah sudah bagus.

Hal itu disampaikannya dalam kunjungan kerja (Kunker) di Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Senin (24/7/2023).

Menurut Kholik, meskipun ada over kapasitas, namun sejauh ini dapat diatasi dengan baik. Selain itu beberapa Lapas juga berhasil membina warga binaannya, bahkan mampu membuat produk-produk yang kategorinya unggulan, dimana sebagian produknya sudah dipasarkan dan diekspor.

Pihaknya juga tengah memantau perkembangan Lapas di Nusakambangan, untuk menjaga fungsi Lapas berjalan dengan baik.

“Kami mengapresiasi Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah dan jajaran terkait Lapas di Jawa Tengah yang sejauh ini perkembangannya baik dan kondusif,” tegas Kholik.

Sementara itu, Plt Kakanwil Kemenkumham Jateng, Hantor Situmorang menyampaikan, hingga saat ini kondisi di Lapas Nusakambangan aman dan kondusif. Semua program pemasyarakatan di Lapas Nusakambangan berjalan dengan baik.

Terkait over kapasitas di seluruh Lapas di Jawa Tengah menurutnya hingga saat ini mencapai 66 persen. Meskipun terbilang cukup tinggi, namun di Jawa Tengah bukan termasuk Lapas yang over kapasitasnya paling tinggi.

“Di Jawa Tengah ini masih jauh lebih baik dibanding di Provinsi lain yang over kapasitasnya mencapai 100 persen lebih. Artinya di Jawa Tengah masih lebih longgar, dengan pengamanan yang kondusif,” tuturnya.

“Dari sisi pembinaan juga berjalan dengan baik sesuai program-program pemasyarakatan,” kata Hantor.

“Memang ada beberapa sarana pemasyarakatan yang perlu perhatian, seperi terjadinya banjir, rob di Pekalongan, dan itu butuh atensi khusus. Namun untuk pembinaan kerohanian, keterampilan dan lainnya tetap berjalan dengan baik,” imbuhnya.

Terkait kondisi Lapas Wanita, Hantor mengatakan bahwa Lapas Wanita Semarang menjadi Lapas percontohan, dimana produk-produk yang dihasilkan sudah mempunyai nilai (brand).

“Jadi ketika mereka (warga binaan) keluar atau bebas sudah bisa buka usaha sendiri,” pungkasnya.

Ning S