blank
Nelayan dan seniman Pantura Jateng suarakan SAVEKARIMUNJAWA di Pemalang

JEPARA (SUARA BARU. ID) – Gerakan menolak kehadiran tambak udang intensif di Karimunjawa terus digaungkan. Setelah sempat disuarakan oleh Komunitas Suporter Persijap Curva Nord di stadion Gelora Bumi Kartini Jepara dan stadion Wijaya Kusuma Pati, kini gerakan SAVEKARINMUNJAWA juga muncul dari nelayan dan seniman pantura Jawa Tengah.

Gerakan itu dilakukan Rabu ( 19/7-2023) di gelaran budaya Sedekah Laut di Desa Asemdoyong, Pemalang. Seusai pentas seni tradisi Kuda Kepang para seniman dan nelatan Pemalang dan sekitarnya membentangkan spanduk SAVEKARIMUNJAWA dan orasi penolakan tambak udang intensif yang terbukti merusak lingkungan dan kawasan konservasi Taman Nasional Laut Karimunjawa.

blank
Andi Rustono saat Orasi SAVEKARIMUNJAWA usai pentas Jaran Kepang di Pemalang

Ketua Dewan Kesenian Pemalang, Andi Rustono yang dihubungi SUARABARU ID Kamis (20/7-2023) siang membenarkan adanya aksi tersebut. Aksi dilakukan Seniman Pantura dan Nelayan dari Pemalang dan sekitarnya sebagai bentuk keprihatinan atas kerusakan lingkungan Karimunjawa.

Menurut Andi Rustono, menjaga kelestarian alam adalah mandat yang diberikan oleh Allah untuk seluruh umat apapun agamanya. “Karena itu gerakan penyelamatan lingkungan Karimunjawa seharusnya menjadi gerakan bersama yang didukung oleh semua aparatur pemerintah,” tegas Andi.

blank
Andi Rustono, Ketua Dewan Kesenian Daerah Pemalang

Ia juga memastikan bersama jaringan seniman dan nelayan akan terus bergerak untuk menyelamatkan Karimunjawa dan menjaga kelestarian sumber daya alam. “Harapan kami para pemangku kepentingan tidak saling menunggu sebab. Sebab sebenarnya masing masing sudah memiliki tupoksi yang dimandatkan oleh undang undang,” tuturnya

blank
Gerakan SAVEKARIMUNJAWA dan menolak tambak udang di Pemalang dan sekitarnya

Ia menjelaskan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus kerusakan lingkungan Karimunjawa memang perlu dilakukan. “Namun jangan sampai karena langkah itu kemudian tindakan yang dilakukan sangat terlambat. Bahkan jika para pemangku kepentingan di bidang konservasi Karimunjawa mau membuka data kerusakan yang ditimbulkan oleh tambak udang, dipastikan sangat luas,” papar Andi Rustono

Padahal untuk melakukan rehabilitasi diperlukan waktu yang lama dan biaya yang sangat mahal. Karena itu ia menyerukan kepada masyarakat Karimunjawa untuk bersatu dalam rangka menjaga kelestarian alam Karimunjawa. “Alam tidak boleh dirusak untuk kepentingan saat ini, tetapi harus tetap lestari untuk anak cucu masyarakat Karimunjawa,” pintanya. Karena itu kami akan terus bergerak, bukan saja di Jawa Tengah tetapi Indonesia, tegasnya.

Hadepe