KENDAL(SUARABARU.ID)– Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke–30 tahun 2023 yang mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting, untuk Indonesia Maju” tingkat Provinsi Jawa Tengah, dipusatkan di Kabupaten Kendal, Kamis (13/07/2023).
Acara digelar di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kendal yang dihadiri oleh sejumlah pihak dari luar kota Kendal, seperti Semarang, Demak, Blora dan sejumlah kabupaten lain.
Bupati Kendal Dico M. Ganinduto pada laporanya menyampaikan, terkait dengan Peringatan Hari Keluarga Nasional(Harganas), bahwa angka pernikahan dini di Kabupaten Kendal di Tahun 2022 meningkat dari 196 kasus menjadi 262 kasus.
Selain itu, pada awal tahun 2021 lalu saat dirinya dilantik menjadi bupati, angka stunting cukup tinggi dan di tahun 2022 pemerintah daerah mulai melakukan intervensi, dan angka stunting kemudian turun dari 14 persen menjadi 11,4 persen. Sementara di tahun 2023 per Februari turun kembali menjadi 10,9 persen.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Kendal harus menyampaikan bahwa ada hal yang menjadi perhatian kita semua. Awal tahun 2021, saya mendapatkan angka stunting di Kendal cukup tinggi, namun dari tahun ke tahun kami terus berupaya melakukan intervensi guna menurunkan angka stunting. Dengan upaya yang kami lakukan di tahun 2023 per Februari turun cukup jauh di angka 10,9 persen atau lebih rendah dari yang ditetapkan Nasional,” papar Dico M Ganinduto.
Menurut Dico, berdasarkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Kendal dalam mengatasi stunting, saat ini Kendal masuk dalam nomor urut ke- 8 terendah di tingkat Jawa Tengah.
“Kami akan terus berupaya agar kasus stunting terus turun, karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kualitas sumber daya manusia dan kami juga akan melakukan intervensi melalui dunia pendidikan formal dan non formal agar ke depan pihaknya juga bisa menangani permasalahan pernikahan ini,” harapnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menyampaikan, jika BKKBN mengedepankan esensi ‘keluarga bebas stunting’ sebagai substansi tema dalam peringatan Harganas tahun ini, dengan maksud dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mendekatkan Hari Keluarga Nasional dengan keluarga Indonesia.
“Isu stunting sangat dekat dengan masa depan keluarga dan harus dapat disampaikan dengan cara yang lebih tepat, lebih menyentuh dan lebih memahami sudut pandang khalayak,”kata Hasto Wardoyo.
Menurut Hasto, hal ini perlu disampaikan agar masyarakat menyadari bahwa pentingnya merencanakan keluarga, melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) bagi pasangan usia subur. Selain itu juga mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya.
Dengan demikian mimpi Indonesia 100 tahun mendatang atau tahun 2045 menjadi negara yang memiliki Generasi Emas bisa terwujud.
Masih 17 Kabupaten
Adapun BKKBN mengedepankan 8 Fungsi Keluarga, di mana fungsi-fungsi ini harus dijalankan oleh suatu keluarga,yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan, Jawa Tengah juga menargetkan adanya penurunan stunting dan masih terdapat 17 kabupaten/kota yang memerlukan intervensi intensif.
“Mari kita bergotong royong bersama, seperti apa yang dilakukan oleh Kabupaten Kendal, Kota Semarang dan daerah lain juga yang kini angka stunting mulai turun drastis. Hal ini karena di Jawa Tengah masih terdapat 17 kabupaten/kota yang perlu kita intervensi secara intensif guna menurunkan stunting,” pinta Taj Yasin Maimoen.
Sapawi