WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Wakil Ketua DPRD Wonogiri, Sugeng Ahmady, minta, perlu ada pemikiran khusus untuk mengantisipasi kasus kemacetan arus lalu lintas di Ruas jalan di Gunung Pegat, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri.
Sebab, di ruas jalan pada Kilometer 24 jalur antarprovinsi Wonogiri (Jateng)-Pacitan (Jatim) tersebut, rawan gangguan pohon tumbang dan tanah longsor. Sebagaimana diberitakan kemarin, dua pohon tegakan Hutan Gunung Pegat tumbang melintang jalan dan memicu kemacetan di jalur Wonogiri-Pacitan.
”Itu bukan yang pertamakalinya terjadi,” jelas Wakil Ketua DPRD Wonogiri Sugeng Ahmady. Tokoh legislatif yang menjadi Sesepuh para relawan SAR (Search And Rescue) Comandan (Comando Mandat Darurat Nguntoronadi) ini, menyatakan, setiap kali terjadi kemacetan selalu memicu terjadinya keresahan masyarakat.
Ironisnya, tambah Sugeng, setiap kali ada kemacetan yang dipicu oleh pohon tumbang atau longsor di Hutan Gunung Pegat, tidak pernah ada petugas Perhutani yang hadir ke lokasi.
Bahkan sepertinya, tandas Sugeng, pihak Perhutani terkesan lepas tangan tidak pernah ikut memberikan perhatian, serta tidak peduli akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh tanaman hutan yang berada di Gunung Pegat. Yang keberadaannya berpotensi dapat mengancam keselamatan umum, utamanya para pengguna jalan dna arus lalu lintas yang melintas.
Penanganan setiap kali terjadi pohon tumbang atau longsor di Hutan Gunung Pegat yang memacetkan arus lalu lintas, selalu dilakukan oleh para relawan siaga bencana, personel SAR, Polsek, Koramil, Camat, bersama para perangkat desa dan masyarakat.
Saat terjadi kemacetan Rabu sore (5/7) kemarin, Camat Nguntoronadi, Endriyo Rahardjo, turun ke lokasi untuk memimpin percepatan penanganan bersama Polsek dan Koramil Nguntoronadi. Termasuk memimpin upaya menyingkirkan batang pohon tumbang melintang jalan, dengan cara manual didorong ramai-ramai dan ada pula yang ditarik dengan mobil truk.
Bambang Pur