SEMARANG (SUARABARU.ID) – Untuk mewujudkan peningkatan layanan pendidikan kepada guru Tata Busana SMK di Jawa Tengah maka MGMP Tata Busana SMK Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran berupa ATP dan Modul Ajar untuk fase F disesuaikan dengan kearifan lokal sekolah dan wilayah masing-masing. Tujuannya untuk .meningkatnya kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional guru produktif dengan menghasilkan perangkat pembelajaran,
Kegiatan yang didukung oleh penerbit Quantumbook ini dilaksanakan tanggal 15 – 16 Juni 2023 di Wisma BPDIKJUR Semarang dan dibuka oleh Kadisdikbud Prov Jateng yang diwakili Kabid PTK Nasikin, S.STP, M.Kom. Workshop diikuti oleh 57 orang yang terdiri dari 35 pengurus dan anggota MGMP Kabupaten / Kota di Jawa Tengah.
Kegiatan workshop tersebut menghadirkan pemateri Kabid PTK Nasikin, S.STP, M.Kom, Ketua MKKS SMK Prov Jateng Drs. Samiran MT, Mutik Rossyida, M.Pd Kepala SMKN 1 Kalijambe dan Pengawas KCD 1 Dr. Ahlis Qoidah Noor. S.Pd., M.Pd
Ketua MGMP Tata Busana Provinsi Jawa Tengah, Indria Mustika, M.P.d menjelaskan kegiatan tersebut sejalan dengan visi MGMP Tata Busana Provinsi Jawa Tengah untuk bersama meningkatkan profesionalitas guru Tata Busana untuk membentuk siswa yang berdaya saing di era global.
Ia juga mengungkapkan, sebagai guru mata pelajaran Produktif Tata Busana di Provinsi Jawa Tengah, menyadari pentingnya usaha bersama dalam membina sikap, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih professional demi meningkatkan mutu pendidikan dan menjamin lulusan peserta didik yang berkualitas serta mampu bersaing di era global.
“Karena itu sesuai dengan peran yaitu sebagai reformator dalam classroom reform, maka kegiatan yang sesuai dengan program kerja ini juga berfungsi sebagai wadah guru Tata Busana Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan profesionalisme,” tambahnya .
Sebagai reformator dalam classroom reform maka perlu dilakukan reorientasi pembelajaran efektif, mediator dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru terutama dalam pengembangan kurikulum dan sistem pengujian atau asesmen, serta pendukung pendidikan dalam inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah,” ujarnya
Lebih jauh ia menjelaskan, sebagai salah satu upaya meningkatkan profesionalisme, guru perlu memiliki keterampilan dalam menyusun perangkat pembelajaran sebagai bentuk strategi pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. “Perangkat pembelajaran pada kurikulum merdeka dalam wujud Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan menjabarkan dalam Modul Ajar yang berisi skenario pembelajaran, bahan ajar, media dan Lembar Kerja serta asesmen bagi peserta didik,” paparnya
Capaian pembelajaran fase F memuat tujuh elemen yang diterapkan pada kelas XI dan XII. Untuk dapat membuat ATP dan Modul Ajar yang sesuai dengan capaian pembelajaran maka diperlukan penyeragaman struktur dan materi yang perlu diberikan pada peserta didik.
“Pengembangan materi dan produk hasil pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan sekolah dan kearifan lokal daerah masing-masing. Meskipun demikian keseragaman materi perlu dilakukan guna memberikan arah kepada para guru tata busana se Jawa Tengah dalam membantu mengembangkan kreatifitas peserta didik,” ungkap Indria Mustika
Adanya penyesuaian ini tentu akan mempengaruhi format perangkat pembelajaran dan tuntutan model pembelajaran serta pendekatan pembelajarannya sehingga guru diharapkan memiliki keterampilan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dalam bentuk ATP dan Modul Ajar yang mampu menyesuaikan dengan keterampilan abad 21 tersebut.
Harapannya, guru yang mampu menyusun sendiri perangkat pembelajaran dapat membuat guru tersebut mampu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tuntutan Capain Pembelajaran. “Dalam hal ini, guru juga perlu memiliki keterampilan dalam menentukan model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran di dalam kelas, juga memahami esensi dari setiap sintaks model pembelajaran,” tambahnya
Mata Pelajaran produktif SMK kompetensi keahlian Tata Busana untuk fase F lebih banyak berbasis proyek, sehingga model pembelajaran yang sering digunakan adalah Project Based Learning (PjBL). “Cara penyusunan PjBL sudah dilakukan pada waktu lalu. Sebagai tindak lanjut yaitu kegiatan workshop penyusunan ATP dan Modul Ajar Fase F,” pungkasnya
Hadepe