KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Sekretaris Dirjen Hortikultura, Muhammad Taufik Ratule, mengatakan, pemerintah mengupayakan pertumbuhan kampung hortikultura di seluruh Indonesia. Ada tanaman kentang, bawang merah, cabai, di samping tanaman buah-buahan seperti jeruk, kelengkeng,
“Diusahakan satu jenis tanaman di satu desa,” katanya.
Dia mengutarakan hal itu di sela-sela Bimbingan Teknis (Bintek) Peningkatan Kapasitas, hari ini Jumat (16 Juni 2023).
Pesertanya dari beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.
Selebihnya diharapkan akan jadi korporasi. Pemerintah akan mendamping sejak benih, sampai pemberantasan penyakit. Termasuk dipikirkan kebutuhan modalnya, juga pasarnya.
“Syukur bisa ekspor. Karena program Menteri Pertanian juga ke arah itu,” katanya.
Maka, kata dia, juga ada program pembinaan UMKM. Bagaimana mengolah komoditas dan bisa ekspor. Pemerintah juga membantu pemasaran secara modern.
Sisi lain, pemerintah memikirkan pengaruh pola cuaca El Nino. Bagaimana cara memitigasi El Nino yang akan terjadi mulai bulan ini sampai puncaknya. “Kami tidak mau produktifitas usaha hortikultura terganggu dengan adanya El Nino,” tandasnya.
Dipaparkan, saat ini di Tanah Air sudah ada sekitar 6.000 hektare hortikultura dan UMKM-nya sudah sekitar 400. Itu akan dikembangkan terus sambil dievaluasi. Ada harapan hortikultura yang berdaya saing bisa dikembangkan.
Dipaparkan juga, dengan adanya fenomena global, beberapa negara sudah krisis pangan. Terutama akibat terjadinya perang, perubahan iklim, berdampak pada produksi pangan.
Tiga tahun terakhir ini hujan terus dan badai La Nina. Akibatnya buah-buahan susah. “Tahun ini diprediksi iklim kering mulai Juni sampai Desember. Agustus akan mencapai puncak,” jelasnya.
Dia harapkan petani tidak terganggu. Semoga meski dengan kurang air tetap berproduksi. Walau diprediksi produksinya menurun 30 persen, akibat El Nino.
Catatan dia, selama tiga tahun belakangan ini pertanian kita positif, walau sektor lain minus. Produksi pertanian meningkat 34 juta ton. Dasarnya program yang telah dibangun di pertanian. “Program kita ketahanan ekonomi,” tuturnya.
Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina, yang hadir dalam acara itu mengatakan, Bintek para pelaku hortikultura dan pelaku usaha sayuran itu pesertanya penyuluh dan petani dari Kecamatan Pakis, Candimulyo, Grabag, dan Ngablak. Dari kegiatan itu dia
mengharapkan ada peningkatan pertanian sayuran. Harapan lain, program yang ada bisa membantu para petani.
Dari Bintek itu juga untuk mendorong petani hortikultura. Supaya mereka mau melakukan agrobisnis dari hulu ke hilir. “Diharapkan pula petani muda ikut bergabung di usaha itu,” katanya.
Dia mendorong petani setempat untuk usaha sayuran dan agro. Karena di Kabupaten Magelang merupakan sentra sayuran. “Di Sukomakmur, Kecamatan Kaliangkrik, saja sudah menjadi desa sayuran,” ujarnya.
Maka didorong supaya petani mengupayakan produktivitas yang berkualitas.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Romza Ernawan, mengatakan bahwa di wilayah itu dikembangkan pertanian secara umum. Karena letak Kabupaten Magelang berada di posisi 200 sampai 2.000 di atas permukaan air laut (DPL). Sehingga varian komoditasnya cukup banyak, seperti cabai, sayuran, sawi, kubis, juga mengembangkan kentang.
“Hasil cabai mencapai 6,06 ton per hektare. Untuk mencukupi kebutuhan nasional,” tuturnya
Eko Priyono