WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Semalam, pagelaran wayang kulit dipentaskan untuk memeriahkan tradisi Bersih Desa di Desa Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Lokasinya di Objek Wisata Tirta Sokanandi, dengan Lakon Wahyu Sandang Pangan.
Wayang kulit semalam suntuk ini, diawali dengan penyerahan Tokoh Wayang Dewi Sri dari Kepala Desa (Kades) Sambiroto, Sukamto, kepada Dalang Ki Cahyo Kuntadi dari Paguyuban Seni Madangjara, Kabupaten Karanganyar. Ikut hadir Camat Pracimantoro, Warsito, dan Kapolsek Iptu Bonal Eko Trilaksono beserta Forkompimcam serta tokoh masyarakat.
Di Bulan Besar 1956 Tahun Ehe Windu Sangara atau Bulan Dulhijah 1444 H sekarang ini, menjadi malam gampang nonton wayang. Sebab, banyak desa di Kabupaten Wonogiri, ramai-ramai mementaskan wayang kulit semalam suntuk, untuk memeriahkan tradisi Bersih Desa atau Bersih Dusun.
Sebagaimana Bersih Dusun Tambakrejo di Desa Trukan, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, dimeriahkan pentas wayang kulit dengan Dalang Ki Seno Aji. Kemudian di Dusun Salak dengan Dalang Ki Sugi.
Jumat malam (16/6) lusa, wayang kulit semalam suntuk dipentaskan untuk memeriahkan Bersih Desa di Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Menampilkan Dalang Ki Sarwadi Purwo Carito, yang akan membawakan Lakon Gatutkaca Winisuda. Menghadirikan Bintang Tamu Pelawak Bagong dan Gentari Laras Pertiwi (Boyolali).
Bersih Desa di Dusun Ngudal, Desa Platarerjo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, dimeriahkan wayang kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki Bagong Yunioko Guna Sukasno. Kemudian Bersih Dusun di Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Sabtu malam (24/6) mendatang, akan dimeriahkan wayang kulit dengan Dalang Ki Seno Aji.
Voli dan Ketoprak
Tidak hanya wayangan, untuk memeriahkan Bersih Desa ada yang menyertakan pementasan kesenian Reog Ponorogo, menggelar event turnamen bola voli dan kegiatan lain. Sebagaimana di Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Bersih Desa digelar selama 3 hari mulai Tanggal 14 sampai 16 Juni 2023. Dimeriahkan pula dengan turnamen bola voli, senam aerobik, pagelaran Ketoprak Mitra Muda Budaya dan Musik Campursari serta Wayang Kulit.
Budayawan Jawa peraih Anugerah Bintang Budaya, Kanjeng Raden Arya (KRA) Pranoto Adiningrat, menyatakan, Bersih Desa merupakan tradisi yang telah berlangsung turun temurun. Menjadi bagian dari bentuk kearifan lokal atau local wisdom yang tumbuh di masyarakat.
Pranoto yang Abdi Dalem Keraton Surakarta ini, menyebutkan, Bersih Desa biasa digelar oleh masyarakat Agraris, untuk menyampaikan bentuk syukur setelah berhasil memetik panen dari budidaya pertanian yang mereka lakukan.
Dalam Buku Bauwarna Adat Tata Cara Jawa karya Drs R Harmanto Bratasiswara (Yayasan Suryasumirat Jakarta 2000), tradisi Bersih Desa merupakan hajatan besar yang digelar setahun sekali oleh masyarakat setelah musim panen.
Kegiatan bersama yang dilakukan masyarakat ini, merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan, atas kebahagiaan yang telah dianugerahkan dalam setahun menjalani kehidupan. Juga untuk mengenang dan menghormati sesepuh Cikal Bakal atau tokoh pendiri desa.
Sebagian warga menyebut Bersih Desa sebagai tradisi Memetri Desa, Sedekah Desa, atau Rasulan yang menyertakan kenduri selamatan. Masyarakat dalam menggelar Bersih Desa, mengawalinya dengan kerja bakti membersihkan kampungnya masing-masing.
Bambang Pur