blank
BINGKISAN - Bupati Tegal Umi Azizah memberikan bingkisan kepada ibu-ibu dengan status Kurang Energi Kronis (KEK). (foto: istimewa)

SLAWI (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Tegal menyelenggarakan acara Rembuk Stunting Dan Launching Rames Saceting (Rame-rame Sakabehe ASN Cegah Stunting) di pendopo Kecamatan Lebaksiu pada, Selasa (6/6/2023) pagi.

Acara tersebut dihadiri oleh 44 OPD, Kapolres Tegal, Dandim Tegal, Ketua Komisi IV DPRD, Rektor Universitas Bhamada, Kepala Puskesmas setempat, Technical Assistant Stunting, Tanoto Foundation, IpeK, IDI, IBI, Persagi, PPNI, IAKMI, dan Baznas Kabupaten Tegal.

Rembuk stunting adalah wahana bagi seluruh stakeholder baik pemerintah kabupaten, kecamatan, desa dan semua organisasi profesi, organisasi masyarakat, organisasi wanita, organisasi pemuda, akademisi untuk bermusyawarah guna bareng-bareng berperan serta mencegah dan menanggulangi stunting baik itu terhadap sasaran ibu hamil maupun anak balita di suatu wilayah desa atau kecamatan, sehingga angka stunting diwilayah tersebut dapat ditekan serendah-rendahnya.

Sementara Rames Saceting ini merupakan gerakan iuran dari ASN untuk membantu program penanggulan stunting dengan nominal iuran seikhlasnya.

Hasil iuran ASN akan dikumpulkan di masing masing OPD untuk selanjutnya dibelanjakan untuk membeli telur, susu dan protein hewani lainnya di pasar tradisional untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok sasaran masyarakat penerima bantuan stunting melalui puskesmas masing-masing binaan OPD .

Dalam launching hari ini, iuran yang telah terkumpul yaitu dari Dinas P3AP2KB Rp 1.305.000, Dinas Kesehatan Rp 4.000.000, Puskesmas Lebaksiu Rp 550.000, SMP N 1 Lebaksiu Rp 600.000, BKPSDM Rp 1.900.000, KWK Lebaksiu Rp 4.280.000, SMP 2 Lebaksiu Rp 1.004.000, Puskesmas Kambangan Rp 910.000, Kecamatan Lebaksiu dan PLKB Rp 520.000, Ketua TP PKK Rp 1.500.000, dan Bupati Tegal 1.000.000.

Dalam sambutannya, Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan, acara ini dilaksanakan berdasarkan amanat Perpres Nomor 72 tahun 2021 bahwa percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, sinkronisasi, di Pemerintah Daerah Kabupaten, Desa, dan semua pemangku kepentingan.

“Pada tahun 2021 persentase stunting di Kabupaten Tegal mencapai 28 persen, menduduki posisi kedua tertinggi di Jawa Tengah setelah Kabupaten Wonosobo. Dengan kerja sama dari Pemerintah Kabupaten Tegal dan TPPS, angka stunting di Kabupaten Tegal pada tahun 2022 berhasil menurunkan prosentasi stunting menjadi 22,3 persen dan menjadi angka penurunan terbanyak di Jawa Tengah,” ujar Umi.

Umi juga menghimbau kepada para ibu hamil dan ibu melahirkan agar rutin memperiksakan diri ke Puskesmas dan Posyandu. Hal tersebut supaya data dapat tercatat oleh petugas, sehingga jika ada indikasi ibu hamil dengan status kurang energi kronis atau bayi terindikasi stunting akan segera ditangani.

“Saya harap ibu hamil dan ibu yang baru lahir agar rutin periksa ke puskesmas atau posyandu. Kalau dirumah saja, tidak datang pemeriksaan, bagaimana kita bisa dapat datanya? Dengan adanya data, kita bisa merencanakan metode untuk dapat menanggulanginya. Tidak perlu malu kalau anaknya stunting, karena anak yang stunting bukan berarti orang tuanya tidak mampu. Bisa jadi karena makanan sekarang banyak yang instan-instan itu. Makanya perlu adanya penanggulangan sejak dini,” jelas Umi.

Diakhir acara, dibagikan 2 kg telur dan sekotak susu yang dibelanjakan oleh Bupati sebelum acara di Pasar Lebaksiu. Bingkisan tersebut dibagikan kepada masing-masing orang yaitu 6 Ibu dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dan 6 bayi dibawah dua tahun yang mengalami stunting dari Puskesmas Kambangan dan Puskesmas Lebaksiu.

Sutrisno