blank
Dr. Ir. Rohadi, M.,P. memberikan penyuluhan pascapanen dan pengolahan pisang kepada siswa-siswi SMK N 3 Salatiga. (Foto:News Pool USM)

SALATIGA (SUARABARU.ID)– Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (FTP USM) memberikan Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Tanaman Hortikultura khususnya pisang kepada siswa dan guru SMK Negeri 3 Salatiga.

Penyuluhan dan pelatihan guna meningkatkan wawasan siswa pascapanen hortikulturan dan mengembangkan ide berwirausaha dengan inovasi produk kreatif. Kegiatan ini digelar di Auditorium SMK Negeri 3 Salatiga, baru-baru ini.

Acara ini diikuti 67 peserta terdiri atas 60 siswa dan 7 guru. Kegiatan diberikan oleh dosen dari Fakultas Teknologi Pertanian USM Dr. Ir. Rohadi, M.,P., Dr. Ir. Bambang Kunarto, M. P., dan Anisa Rachma Sari, S.Si, M.Si., dan melibatkan 2 mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian yaitu Aulia Azra dan Icha Audina Nastiti.

Kegiatan dibuka Kepala SMKN 3 Salatiga, Dyah Sulistyorini, S.Pd.

Dalam sambutannya, Dyah mengatakan, pihaknya berteri makasih kepada FTP USM yang telah mengenalkan teknologi pangan kepada siswa-siswi SMK N 3 Salatiga karena teknologi pangan merupakan salah satu program pemerintah dalam memajukan perekonomian Indonesia.

Anak SMK ini sebagian besar materialistis sehingga apa pun harus menghasilkan uang. Kegiatan PkM ini sangat cocok diberikan kepada siswa-siswi.

”Semoga kegiatan ini menjadi pertama dan tetap berlanjut ke depan,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Rohadi memberikan materi pascapanen pisang dan pembuatan olahan pisang menjadi tepung pisang. Sedangkan materi pembuatan brownies dan cookies dari tepung pisang diberikan Anisa Rachma Sari.

Adapun materi pembuatan dan aplikasi pewarna alami dari jantung pisang diberikan Bambang Kunarto. ”Dalam pelaksanaannya dibantu oleh Aulia dan Ica,” ungkapnya.

Siswa-siswi Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (APHP) SMK N 3 Salatiga yang didampingi para guru mengikuti penyuluhan pascapanen dan pengolahan pisang.

Menurut Rohadi, tata kelola pascapanen hasil pertanian (termasuk pisang) menjadi tahapan penting dalam rangkaian kegiatan agribisnis, sehingga urgensi pengelolaan pascapanen pisang sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan mutu pisang. Selain menerapkan pengelolaan pascapanen yang baik, pengolahan pisang menjadi tepung pisang dapat meningkatkan nilai ekonomis pisang.

”Tepung pisang dibuat melalui proses penggilingan pisang yang telah dikeringkan yang dilanjutkan dengan pengayakan menggunakan mesh tertentu,” ujar Rohadi.

Agar tercapainya tujuan peningkatkan keterampilan siswa-siswi SMK N 3 Salatiga, katanya, kegiatan ini dilengkapi dengan praktik pembuatan brownies dan cookies dari tepung pisang.

Anisa mengatakan brownies dan cookies merupakan jenis kue yang banyak digemari oleh masyarakat karena cita rasanya yang khas. Brownies adalah kue semi basah dengan cita rasa cokelat yang dominan, sedangkan cookies adalah kue kering dengan cita rasa keju yang dominan.

Hal penting utama yang diperhatikan dalam pembuatan brownies adalah komposisi tepung dan cokelat yang digunakan, sedangkan pada pembuatan cookies adalah mentega serta jenis tepung yang digunakan ujar Anisa dalam memberikan pendampingan praktik.

Tidak hanya buah pisang saja yang memiliki nilai ekonomi, ternyata jantung pisang juga memiliki nilai ekonomis melalui pengolahan menjadi pewarna alami,” tuturnya.

Menurut Bambang Kunarto, penggunaan pewarna alami sebagain bahan tambahan pangan menjadi faktor penting. Jantung pisang dapat dijadikan pewarna alami (merah keunguan) karena mengandung antioksidan. ”Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan jantung pisang sebagai pewarna alami pangan perlu dilakukan ekstraksi antosianin menggunakan pelarut air dengan pH rendah,” tambah Bambang.

Muhaimin