blank
Rumah keluarga almarhum Muhammad Taufiq yang tidak layak ini berada di Desa Pulokulon, Kecamatan Pulokulon, Grobogan. Foto: Tya Wiedya

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Seorang pemuda asal Grobogan dinyatakan meninggal dunia karena penyakit efusi pleura (penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada) oleh tim dokter RS Gondo Suwarno Ungaran, Kabupaten Semarang Jumat, 27 Mei 2023.

Muhammad Taufiq, pemuda dengan status sebagai buruh di perusahaan tekstil yang ada di Kabupaten Semarang.

Informasi yang didapat suarabaru.id menyebut, Muhammad Taufik tidak punya BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, maka jenazah pemuda berusia 20 tahun tersebut dikabarkan nyaris tidak bisa dibawa pulang.

Pasalnya, keluarga termasuk dalam kondisi tidak mampu dan tidak sanggup untuk membayar biaya rumah sakit senilai Rp17 jutaan ini.

“Dia meninggal dunia dan keluarga harus membayar tanggungan rumah sakit sebesar Rp 17.747.000,” ungkap Nabila Oktaviani, salah seorang teman kerja korban.

Mendengar hal tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Grobogan, Teguh Harjokusumo berkoordinasi langsung dengan pihak desa tempat tinggal Muhammad Taufiq.

“Kita sudah konfirmasi dengan pihak Desa Pulokulon dan mereka menyatakan jenazah yang bersangkutan sudah dibawa pulang dan sudah dimakamkan usai sholat Jumat kemarin,” ujar Teguh, Sabtu 27 Mei 2023.

Teguh menyebutkan, pihak desa mengungkapkan jika warganya tersebut yang berdomisili di Dusun Pulo ini dibawa pulang setelah warga dan sanak keluarga menggalang dana untuk bisa membawa Muhammad Taufik pulang.

“Sudah bisa dipulangkan karena administrasinya dibayarkan dengan penggalangan dana dari warga dusun dan sanak keluarganya. Kita langsung berkoordinasi dengan Disnakertrans Jateng dan Kabupaten Semarang,” ujar Teguh.

Dijelaskan Teguh, berdasarkan data dari Kepala Desa Pulokulon, keluarga Muhammad Taufiq ini tercatat dalam DTKS sebagai penerima PKH dengan nama Sarmi, sang ibu.

Ayahnya sudah lama meninggal dunia dan tinggal dalam rumah petak sederhana yang terbuat dari kayu yang sudah tidak layak.

Sang ibu sendiri mengandalkan kebutuhan sehari-hari dari penghasilan Taufiq yang bekerja di Ungaran ini.

“Kita sudah berkoordinasi dengan pengawas dari Disnakertrans Jawa Tengah terkait benar tidaknya yang bersangkutan tidak didaftarkan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan,” ujarnya.

Dari informasi yang diperoleh, pemuda ini mengalami gejala sering merasakan sesak nafas dan sering merasakan capek dan pegal di badan.

Hingga akhirnya pada tanggal 22 Mei 2023 merasakan sesak nafas yang luar biasa hingga membuat dia tak sadarkan diri dan dilarikan ke Rumah Sakit Gondo Suwarno dan di rujuk ke ruang ICU.

Taufiq diagnosa di dalam paru-paru ada cairan yang membuatnya susah bernafas dan darahnya yang penuh dengan CO2 atau darah kotor.

“Sempat dilakukan operasi untuk mengeluarkan cairan yang ada di paru parunya dan harus melakukan cuci darah,” kata Nabila.

Nabila juga menjelaskan, pihak keluarga sudah mendapatkan santunan dari pihak pabrik tempat Taufiq bekerja yang jumlahnya tidak seberapa.

Tya Wiedya