SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pengembangan ekonomi di daerah, tidak pernah lepas dari yang namanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki peranan penting.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan salah satu visi memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, sampai saat ini terus berupaya mendorong pencapaian visi tersebut, salah satunya melalui pengembangan UMKM.
Sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPw BI Provinsi Jateng), selaku stakeholders Pemerintah Daerah, terus berupaya mendukung pencapaian misi Bank Indonesia yang salah satunya mengembangkan UMKM serta ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga daerah.
Potensi UMKM memang layak untuk dioptimalkan mengingat selama ini UMKM memiliki peran sangat besar terhadap pertumbuhan perekonomian, dengan yang ditunjukkan oleh jumlahnya yang mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha, belum lagi kontribusinya terhadap PDB dengan angka mencapai 60,5%, serta kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja hingga 96,9% secara nasional.
“Sebagai aksi nyata dalam mengoptimalkan potensi UMKM, khususnya menaik kelaskan UMKM, KPw BI Jateng telah melaksanakan berbagai program pengembangan UMKM dengan melalui 3 pilar yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, Selasa (9/5/2023).
Adapun dalam pelaksanaannya program pengembangan dilaksanakan secara end to end (hulu- hilir) dengan ruang lingkup pengembangan Klaster Ketahanan Pangan, Ekonomi Kreatif dan Digitalisasi UMKM, Investasi dan Pariwisata, Capacity Building UMKM, Ekonomi Syariah serta pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) khususnya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat untuk mendukung UMKM dan kelompok usaha agar berdikari dan berkembang.
Salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendorong UMKM naik kelas di sisi hilir yang dilaksanakan oleh KPw BI Provinsi Jateng adalah perluasan pemasaran melalui pelaksanaan Pameran UMKM Gayeng secara tahunan sejak tahun 2019.
“Dalam penyelenggaraannya di tahun kelima pada April 2023 lalu mengangkat tema yang Go GRANDE atau Go GReen, sustAiNable, Digital and Export. Pilihan kata GRANDE memang menggambarkan harapan Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah yang berharap agar UMKM akan menjadi Besar,” katanya.
Pada perhelatan UMKM Gayeng ke-5 ini, perluasan pasar UMKM Jateng bukan hanya di pasar nasional, namun hingga ke mancanegara yaitu Singapura dan Belgia. Tujuan utama Khusus untuk pelaksanaan pameran di Singapura dan Belgia.
Target kedua negara tersebut tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan produk-produk UMKM Jateng yang berkelas ekspor yang tentunya telah diseleksi melalui proses kurasi yang ketat.
Dari 312 UMKM mitra dan binaan KPw BI Provinsi Jateng, terdapat di dalamnya sejumlah 75 UMKM merupakan UMKM yang memiliki potensi ekspor yang menghasilkan berbagai produk. Beragam produk diperkenalkan mulai dari kain dan fashion, kerajinan maupun makanan dan minuman.
Produk-produk kerajinan (craft) seperti mainan kayu, produk kerajinan kerang, woodenware serta produk keramik menjadi favorit potensial buyer di luar negeri. Bahkan 2 UMKM Jateng telah berhasil menjadi penyuplai pemasok tetap produk ceramic homedeco dengan wooden kitchenware di Parago Bugis n Mall Junction Singapura. Di Belgia sendiri, pelaksanaan pameran dilaksanakan selama 3 bulan hingga bulan Juni 2023.
Tentunya bukan hanya sekedar hasil penjualan pameran Gayeng yang cukup menggembirakan, yaitu sekitar Rp9,85 miliar sampai dengan April 2023, namun juga keberhasilan menghubungkan UMKM Jateng dengan potensial buyer yang nantinya diharapkan akan mampu mendorong UMKM memiliki pangsa tetap menuju peningkatan ekspor yang semakin meningkat.
“Pencapaian tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pameran UMKM Gayeng 2023 dalam menggandeng beberapa agregator dan 16 potential buyers dari mancanegara,” kata Rahmat lebih lanjut.
Dari kacamata makro ekonomi, kemampuan UMKM untuk meningkatkan penjualan produk ke luar negeri (ekspor) tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dalam solusi mengatasi permasalahan mengatasi Current Account Deficit (CAD).
Selanjutnya, CAD yang semakin membaik akan berdampak positif terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah. Oleh karena itu, Hasil tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pameran UMKM Gayeng 2023 kali ini yang mampu menggandeng beberapa agregator dan 16 potential buyer dari mancanegara.
“Hal tersebut tentunya menjadi harapan baru bagi UMKM diharapkan untuk dapat lebih berdaya saing dan berkembang menjadi UMKM yang naik kelas go global,” katanya.
Ke depan, pelaksanaan UMKM Gayeng dengan tema Go GRANDE akan terus dilaksanakan. Tema Go GRANDE menjadi key activity dalam pengembangan UMKM yang green, sustainable, digital dan ekspor.
UMKM green yang artinya ramah lingkungan dimaksudkan untuk bagaimana mendorong UMKM mampu menggunakan bahan dasar, proses serta hasil yang tidak merusak lingkungan dan manusia.
Kemudian UMKM sustainable artinya mampu memperhatikan beberapa aspek penting seperti sosial, performa hingga dampak finansial yaitu bagaimana usaha UMKM mampu bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan memanfaatkan sumber daya sekitar.
UMKM digital, yaitu upaya untuk mendorong UMKM menjadi UMKM yang melek perkembangan digital mulai seperti promosi digital, pemasaran digital hingga cara pembayaran digital.
“Terakhir, UMKM ekspor, yaitu upaya kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengakselerasi UMKM menuju UMKM ekspor yang berkesinambungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Hery Priyono