blank
Vita Ervina saat membuka Bimtek Perlindungan Lahan dan Pemanfaatan Pupuk Organik di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Vita Ervina mengatakan pemanfaatan pupuk organik oleh petani bisa meningkatkan produktifitas hasil pertanian dan perlindungan lahan.

“Selain bisa memperbaiki kualitas tanah, penggunaan pupuk organik sangat berpengaruh bagi peningkatan produk pertanian. Saya sangat mendorong petani di Wonosobo untuk memaksimalkan pemanfaatan pupuk organik tersebut,” ujarnya.

Vita yang merupakan wakil rakyat dari Dapil Jateng VI (Magelang, Purworejo, Temanggung dan Wonosobo) itu, mengatakan hal itu saat tersebut saat membuka “Bimtek Perlindungan Lahan dan Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Peningkatan Produktifitas Pertanian” di Hotel Surya Asia, Wonosobo, Senin (8/5/2023).

Sebanyak 90 perwakilan Kelompok Tani dari wilayah Kaliwiro dan Wadaslintang Wonosobo mengikuti acara tersebut. Turut hadir pula Koordinator Perlindungan dan Perluasan Lahan Dirjen Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan RI, Dr Dede Sulaiman, MSi dan Kabid Ketahanan Pangan Dispaperkan Wonosobo, Dwi Rusni.

“Kegiatan ini adalah kerjasama saya bersama dengan mitra kami Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan RI, yang berfokus pada sosialisasi perlindungan lahan dan pemanfaatan penggunaan pupuk organik untuk peningkatan produktifitas pertanian,” tutur Vita.

Pihaknya menyebut bahwa masalah dan karut-marut pendistribusian pupuk bersubsidi menjadi masalah klasik yang sering dihadapi oleh teman-teman petani. Apalagi dengan dibatasinya jenis pupuk subsidi tentunya akan menjadi masalah bagi para petani.

Konservasi Lahan

blank
Vita Ervina saat diwawancarai wartawan usai membuka Bimtek Perlindungan Lahan dan Pemanfaatan Pupuk Organik di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Hal itu, lanjutnya, mengingat saat ini hanya ada 9 jenis tanaman yang dapat diusulkan mendapat bantuan pupuk subsidi, yaitu padi, jagung, kedelai (tanaman pangan), kopi, kakao, tebu (perkebunan), bawang merah, bawang putih dan cabai (hortikultura).

“Saat ini pun kami di Komisi IV DPR RI sedang fokus bagaimana membenahi sistem subsidi pupuk. Kami melihat, penggunaan pupuk organik penting agar tidak bergantung lagi pada pupuk-pupuk kimia yang dari harga lebih mahal dan tidak ramah terhadap keberlanjutan tanah,” katanya.

Vita menyebut, khusus pada tanaman pangan dan hortikultura yang selama ini petani bergantung pada pupuk-pupuk kimia seperti urea, npk, phonska dan lain sebagainya, harus mulai dirubah. Penggunaan pupuk organik merupakan cara yang tepat untuk perlindungan lahan dan peningkatan hasil pertanian.

Dikatakan Vita, ke depan harus mulai membiasakan bagaimana penggunaan pupuk secara berimbang antara kimia dan organik, yang lambat laun jika tanah sudah mulai terbiasa dengan pola tersebut, tanah akan mampu beradaptasi. Tingkar kesuburan tanah pun akan semakin baik.

“Pada tahun ini melalui Dirjen PSP Kementan RI, saya akan mendorong agar petani di Wonosobo khusus komoditas padi dan jagung, agar segera mendapatkan bantuan pupuk organik. Tentunya bantuan tersebut nanti kami harapkan dapat memberikan manfaatat lebih banyak bagi petani,” katanya.

Dr Dede Sulaiman, MSi menambahkan di lahan pertanian ada tiga aspek penentu kesuburan. Yakni penggunaan pupuk organik sebagai makanannya tanah. Konservasi sebagai upaya teknis dan non teknis agar tidak terdegradasi ada model-model yang dikembangkan seperti pemanfaatan bak penampung air.

“Perlindungan lahan ini sebagai faktor utama secara simultan guna menjaga kelanjutan konservasi oleh petani. Upaya Konservasi lahan rusak, ada rekomendasi pemanfaatan pupuk tepat penggunaan waktu dan dosis. Butuh sosialisasi ke petani secara akumulatif untuk nengembalikan fungsi lahan yang subur,” katanya.

Muharno Zarka