blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat hadir di acara "Silaturrahim dan Halal Bihalal Ikatan Keluarga Kepala Sekolah SMP". Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyebut ada tiga golongan manusia yang doanya mustajab atau pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Mereka adalah doa orang yang berpuasa, doa orang yang teraniaya dan doa orang tua pada anaknya.

“Karena itu, guru sebagai orang tua di sekolah harus selalu mendoakan siswanya agar menjadi generasi yang sukses. Guru tidak hanya sekadar mengajar dan mendidik siswanya tapi juga wajib mendoakan peserta didiknya,” ujar dia.

Afif mengatakan hal itu, saat hadir dalam acara “Silaturrahim dan Halal Bihalal Ikatan Keluarga Kepala Sekolah SMP” yang digelar Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten di Wonosobo di RM Dewani View Binangun Wringinanom Kertek, Minggu (7/5/2023).

Selain dihadiri Bupati Afif Nurhidayat, turut hadir pula pada acara tersebut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tono Prihatono, sejumlah pengawas SMP dan seluruh Kepala SMP Negeri dan Swasta. Adapun bertindak sebagai pemberi taushiyah KH Muslim Syaifuddin, pengasuh PP Al Ghozali Siwatu Bumiroso Watumalang.

Orang nomer satu di Wonosobo itu juga berpesan Kepala Sekolah untuk selalu tidak lupa bahagia. Jika Kepala Sekolah bahagia, maka guru juga akan bahagia. Bila Kepala Sekolah dan guru bahagia peserta didik pun pasti akan merasa bahagia. Kebahagian memang harus dibagi kepada siapapun dan kapanpun.

Kepala Sekolah dan guru, tegas Bupati, punya tugas untuk mendidik generasi masa depan sampai paripurna. Mampu melahirkan siswa yang gemilang, cemerlang dan berprestasi sekaligus berakhlakul karimah. Dalam melaksanakan tugas tersebut guru tidak sendiri tapi bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Belajar Merdeka

blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyerahkan hadiah di acara “Silaturrahim dan Halal Bihalal Ikatan Keluarga Kepala Sekolah SMP”. Foto : SB/Muharno Zarka

“Jumlah anak tidak sekolah (ATS) di Wonosobo masih tinggi, sekitar 3.331 anak. Karena itu, menjadi tugas para pendidik untuk bisa membantu menurunkan angka ATS. Insya Allah pemerintah daerah tengah mensiapkan anggaran Bosda guna menyokong kemajuan dunia pendidikan di masa yang akan datang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Wonosobo Tono Prihatono mengaku mendapat pertanyaan dari beberapa Kepala Sekolah terkait keberlangsungan program merdeka belajar yang saat ini tengah dilaksanakan. Apalagi jika Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak menjabat Presiden RI dan Nadiem Makarim sudah tidak jadi Menteri Mendikbudristekdikti.

“Saya jawab program merdeka belajar akan tetap berlangsung karena itu merupakan buah pemikiran Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan tersohor di negeri ini. Meski berbeda masa dan situasi, pesan yang ada dalam program merdeka belajar tetap akan relevan sepanjang zaman,” jelasnya.

Tono juga meminta Kepala Sekolah bisa memastikan anak putus sekolah (APS) bisa masuk sekolah kembali. Anak yang lulus SMP harus bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA atau SMK. ATS yang masuk sekolah lagi juga akan diberi fasilitas beasiswa penuh sampai lulus jenjang pendidikan yang sedang ditempuh.

Ketua MKKS SMP Kabupaten Wonosobo Slamet Riyadi mengatakan acara “Silaturrahim dan Halal Bihalal Ikatan Keluarga Kepala Sekolah SMP” diselenggarakan dalam rangka menyambung tali silaturrahmi antar Kepala Sekolah dan keluarganya. Setelah pandemi global Covid-19 baru kali ini acara tersebut digelar kembali.

“Selain ajang silaturrahmi, pertemuan itu juga sebagai ikhtiar untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi terkait missi bersama untuk memajukan dunia pendidikan di Wonosobo. Karena masing-masing satuan pendidikan punya masalah yang berbeda-beda dan perlu ditukar-bagikan untuk dicari solusinya,” tutur dia.

Muharno Zarka