“Ini adalah bentuk Bhinneka Tunggal Ika, dan tadi juga kita lihat ada banyak anak-anak. Tentu, ini juga menjadi salah satu pendidikan karakter. Bahwa ini loh ada budaya, ini loh harus kita peringati. Jangan sampai ini terlupakan akibat budaya dari barat. Justru kita harus menjunjung dan memperbesar, dan Alhamdulillah kali ini lebih besar bahkan sebelum pandemi Covid-19,” tuturnya.

Sementara itu, ketua PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Kota Semarang sekaligus wakil ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Semarang I Nengah Wirta Dharmayana menyampaikan harapannya terkait Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh sebagai upaya untuk membangun kerukunan Umat beragama dan memantik para pegiat seni kota Semarang untuk terus berkreasi.

“Harapannya kegiatan ini dapat membangun kerukunan umat beragama di kota Semarang dan ini juga merupakan ajang untuk memantik para pegiat seni di kota Semarang. Karena Kota Semarang tidak punya ciri khas seni tersendiri. Sehingga dengan kegiatan ini, siapa tahu pegiat-pegiat seni kota Semarang akan bisa menciptakan seni baru yang merupakan khas seni kota Semarang,” tandasnya.

“Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih besar lagi, lebih banyak kelompok etnis ikut serta dalam kegiatan ini. Karena ini merupakan salah satu cara untuk membangun kerukunan, saling mengerti, saling bertemu, saling berkreasi. Ini adalah salah satu cara yang cukup efektif untuk membangun kerukunan,” imbuhnya.

Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh merupakan kegiatan tahunan kota Semarang yang telah terselenggara sejak tahun 2010 dan sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Sementara untuk rute pawai kali ini juga berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimulai dari Balaikota Semarang melewati jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran hingga berakhir di Simpang lima.

Hery Priyono

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menghadiri Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh di Halaman Balaikota Semarang, Minggu (30/4/2023). Foto: Pemkot