Amir Machmud NS
Cahaya Fitri
semudah itukah kuciptakan luka
pasti tak seringan itu kau menepisnya
yakini cahaya fitri meleburnya
dalam aura mulia
seikhlas selapang silaturahim.
(2023)
Amir Machmud NS
Ruang Cinta di Pintu Langit
pasti ada luka
pasti ada murka
mengendap dalam jiwa
takbir akan membawanya
ke pintu langit
mengemasnya di ruang cinta
yang menghampar tak terhingga.
(2023)
Amir Machmud NS
Sajadah di Lapang Hati
bentangkanlah sajadah
di lapang hati
pancarkan kasih
meruah di pori-pori
dalam sujud terjejak ikhlas
seringan ini tanpa beban
menyerap makrifat hari fitri.
(2023)
Amir Machmud NS
Ziarah
rintih rindukah yang menyurukkanku
di makam ini
menderas haru ayat-ayat
kuingin bapak-ibu bersenyum dalam keabadian
kupeluk dengan tahlil
kudekap dengan tahmid
kulipatkan tasbih
aku datang lagi
dalam silatul-qalbi
menengokmu dengan doa
menabur wangi bakti.
(2023)
Amir Machmud NS
Peradaban Ramadan
cecaplah udara pagi di pengujung bulan
menyiram hari-hari puncak Ramadan
o, kita sedang menempuh indah peradaban
resapi pagi di pengujung kesyahduan
bercengkerama dalam nadi yang membedakan
o, kita berada di rumah peradaban
pada tiap subuh tarhim mengalir dari masjid dan surau-surau
melengkapi rasa menebari udara
merintihkan rindu
o, sesingkat inikah kita singgahi elok kemuliaan?
hayatilah waktu yang melintas langit
menyampaikan pesan
lewat cerah dan buram cuaca
menyemayamkan hasrat cinta
dari cahaya seribu bulan
sesingkat inikah peradaban menorehkan pesan tersirat
suara-suara mirip maklumat
tentang bulan yang ramah
tentang hari-hari dengan kasih merekah
tentang waktu yang berhikmah
: kau biarkankah musahabah lewat
lalu kita kembali ke ruang sarat laknat?
(18-04-2023)
— Amir Machmud NS; wartawan dan penyair. Dia telah menerbitkan enam antologi tunggal puisi. Juga masuk dalam sejumlah antologi bersama. Puisi-puisinya tersebar di berbagai media.