JEPARA (SUARABARU.ID)- Tokoh muda di Jepara Ari Wachid memberikan santunan untuk 1000 anak yatim piatu dari tiga kecamatan yang ada di Kota Ukir. Selain berbagi kebahagiaan jelang Lebaran 1443 H, lewat kegiatan ini, Ari Wachid juga ingin menyemangati anak-anak yang sudah tak punya orang tua kandung itu agar tetap optimis dan semangat mengarungi masa depan.
Kegiatan santunan digelar di kediaman Ari Wachid di Desa Pancur, Kecamatan Mayong, Jepara. Anak yatim piatu penerima santunan berasal Desa Pancur, Datar, Buaran, Bandung, Ngroto, Mindahan Kidul, Pecangaan Kulon, Rajekwesi, Raguklampitan dan Tigajuru. Sepuluh desa itu masuk wilayah Kecamatan Mayong, Batealit dan Pecangaan.
Hadir dalam kegiatan santunan 1000 anak yatim ini, tokoh agama, tokoh masyarakat dan berbagai elemen lain dari tiga kecamatan tersebut.
Ari Wachid mengatakan anak-anak termasuk para yatim piatu juga merupakan generasi penerus bangsa. Menurutnya kegiatan peduli yatim piatu juga merupakan investasi untuk masa depan Indonesia.
“Jangan biarkan mereka sendirian. Upaya seperti ini penting untuk menguatkan mereka. Pesan yang kita sampaikan akan selalu ada orang yang peduli dengan anak yatim piatu,” jelas Ari Wachid yang juga Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah ini, Rabu (19/4/2023).
Dalam kesempatan itu, Ari Wachid juga mengingatkan anak yatim piatu itu agar menggantung cita-citanya setinggi langit. Sebab cita-cita itu akan menuntun mereka menggapai masa depan yang lebih baik.
Tentu saja, upaya itu juga dibarengi dengan ketekunan mencari ilmu, beribadah dan berdoa kepada Alloh Ta’ala.
“Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Itu pesan founding father Indonesia, Bung Karno. ,” jelasnya.
Ari Wachid juga berharap ada lebih banyak lagi berbagai elemen yang peduli dengan anak yatim, terlebih pada akhir ramadan seperti sekarang ini.
“Mereka juga berhak senang dan bahagia menyambut Idul Fitri 144H H. Ini salah satu cara kita untuk membahagiakan mereka,” ujarnya.
Salah seorang anak yatim, Ahmad Zainuddin mengucapkan terima kasih karena bisa menyambut lebaran dengan riang gembira. Ia merasa meski tak punya orang tua tapi tetap bisa berlebaran seperti anak lain dengan keluarga utuh karena ada orang yang memberi perhatian untuk anak yatim.
“Rasanya senang. Apalagi kalau kumpul dengan sesama anak yatim seperti ini. Senang karena kami bisa lebaran dengan bahagia,” tandasnya.
ua