JEPARA (SUARABARU.ID)- Dalam Islam dikenal dengan malam Lailatul Qodar, sebuah malam yang penuh kemuliaan, yang lebih baik dari 1000 bulan. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Qur’an dalam surah ke-97. Umat Islam pun berlomba-lomba untuk mendapatkan malam Lailatul Qodar.
Salah satunya yang selalu rutin menggelar kegiatan nyegat malam Lailatul Qodar adalah jamaah dari MWC NU Tahunan Jepara. setiap tanggal 25 Ramadhan mengadakan kegiatan “Nyegat Lailaitul Qadar”. Kegiatan yang diikuti seluruh pengurus MWC, Badan Otonom NU, dan pengurus ranting bersama jamaahnya.
“Nyegat Lailaitul Qadar adalah program tinggalan para Kiai di MWC NU Tahunan yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 25 Ramadhan, tidak melihat apakah tanggal tersebut sesuai prediksi para ulama atau tidak”, ujar Kiai Aly Masykur, Rais Syuriyah MWC NU Tahunan.
“Yang jelas kita istiqomahkan satu momen bersama Pengurus MWC, Banom, dan Ranting untuk sama-sama hadir di masjid Astana Mantingan melaksanakan sholat tasbih, istighosah, dan Khotmil Qur’an”, terang Kiai Aly ini, panggilan akrabnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan, salah satu masjid tua di tanah Jawa peninggalan Ratu Kalinyamat ini dimulai pukul 22.00 dengan agenda sholat tasbih yang diimami KH. Ridlwan Ihsan, Mustasyar MWC NU Tahunan.
Kemudian dilanjutkan Khotmil Qur’an yang dipimpin ketua Jam’iyyah Qurro Wal Huffadh ( JQH), K. Harun Mughni. Acara dilanjutkan dengan Istighosah yang dipimpin KH. Ali Masykur, Syuriyah MWC NU, dan diakhiri tahlil bersama oleh KH. Moh. Rusydi.
Seratus lebih jamaah larut dalam kekhusyukan spiritual saat mengikuti kegiatan Nyegat Lailaitul Qadar pada malam 25 Ramadhan 1444 H. Mereka duduk bershaf untuk mengikuti acara yang dipandu oleh pengurus MWC NU Tahunan.
“Nuansanya terasa beda saat kita iktikaf di masjid wali Sultan Hadlirin Mantingan dengan rangkaian kegiatan Khotmil Qur’an, istighosah, dan sholat tasbih. Alhamdulillah saya selalu bisa hadir setiap kegiatan Nyegat Lailaitul Qadar.” Tutur Nur Syahid yang juga Ketua Lazisnu MWC NU Tahunan.
Misbahuddin, Ketua Tanfidziyah MWC NU Tahunan menuturkan bahwa tujuan kegiatan Nyegat Lailaitul Qadar di samping mengikuti perintah Nabi, juga menjadi forum silaturrahim para Kiai setelah vakum dalam kegiatan Idaroh Pahingan di bulan Ramadhan.
“Kami ingin silaturahim di antara para Kiai tetap berjalan setiap bulan meskipun demikian format yang berbeda.” Tutur KH. Misbahuddin.
Sebagai penutup kegiatan seluruh jamaah bercengkerama melepas lelah di serambi masjid sambil menikmati kudapan yang disediakan pengurus MWC NU Tahunan.
ua/Sub