TEGAL (SUARABARU.ID) – Kota Tegal, Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,62 persen (mtm).
“Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Tengah yang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen (mtm) dan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 0,18 persen (mtm),” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Tegal, M Taufik Amrozi saat Press Conference, Kamis (13/4/2023) petang.
Taufik menjelaskan, secara tahunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal pada Maret 2023 sebesar 5,51 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,48 persen (yoy). Namun demikian, realisasi inflasi tersebut masih berada di atas inflasi Provinsi Jawa Tengah yang tercatat sebesar 5,22 persen (yoy) dan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 4,97 persen (yoy).
Berdasarkan kelompok komoditasnya, deflasi terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang didorong oleh penurunan harga beras, cabai merah, bawang merah, melon, dan minyak goreng.
“Sedangkan kelompok transportasi menjadi penahan deflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM. Namun demikian inflasi IHK Kota Tegal pada 2023 diperkirakan akan kembali berada pada sasaran inflasi 3,0+1 persen,” terang Taufik.
Dalam rangka pengendalian inflasi lebih lanjut Taufik menjelaskan, menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada Maret-April beberapa program telah dilaksanakan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah eks Karesidenan Pekalongan.
“Khusus Kota Tegal Operasi Pasar (OP) telah dilaksanakan sebanyak 8 kali (2x per minggu) pada bulan Maret 2023 yang dilaksanakan di Pasar Pagi, Pasar Langon dan Pasar Kejambon,” ujarnya.
Masing-masing lokasi menyediakan 400 paket sembako terdiri dari beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 Kg, minyak goreng 1 Liter dan gula pasir 1 Kg. Sedangkan total Operasi Pasar/Gerakan Pangan Murah (GPM) di wilayah Eks Karesidenan Pekalongan yang telah dilaksanakan berjumlah 45 kali.
Untuk IHK Kota Tegal, yang terjadi pada bulan Februari sebesar 0,62 persen (mtm) berhasil ditekan pada bulan Maret 2023 hingga mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (mtm).
“Sedangkan Komoditas Volatile Food (KVF) Kota Tegal turut mengalami deflasi sebesar 0,84 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,28 persen (mtm),” tutup Taufik.
Sutrisno