KENDAL(SUARABARU.ID)-Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata(Dinporapar) Kabupaten Kendal, mengadakan pelatihan bagi pemuda dengan tema “Pengembangan Pemuda Transformatif, Parsipatif dan Inklusif di Era Disrupsi Menuju Kendal Handal”, di aula Kantor Kelurahan Kebondalem, Selasa(11/04/2023) siang.
Acara ini, menghadirkan tiga orang narasumber dari angggota Komisi D DPRD Kabupaten Kendal, yakni Siswoyo partai Nasdem, Sulistyo Aribowo partai PKS dan Kholid Abdullah dari PKB.
Pelatihan ini, diukuti oleh sekitar 50 orang pemuda dari lintas partai, masyarakat umum dan sejumlah perangkat kelurahan setempat.
Kepala Dinporapar Kabupaten Kendal, Ircham Chalid mengatakan, seiring dengan kemajuan teknologi yang terjadi sekarang ini, semua orang serba dimudahkan.
Contohnya, masyarakat akan mencari berita, sekarang begitu mudahnya dengan membuka sejumlah website yang ada di internet.
Berbeda dengan era sebelum tahun 90 an, masyarakat ingin mencari berita harus membeli koran terlebih dahulu dan beritanya pun, juga sudah terlambat. Tapi jika sekarang, berita terjadi siang ini, tak butuh waktu 10 menit, berita bisa tersaji lewat sejumlah website.
“Kita tinggal klik saja, semua berita muncul di internet. Tidak hanya berita saja, tapi sekarang ini berkaitan dengan transaksi jual beli juga lebih cepat lewat internet,”kata Ircham Chalid.
Menurut Ircham, dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, maka pemuda harus bisa mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliknya.
Ircham mencontohkan, sekarang banyak mal- mal yang sudah bangkrut, karena sekarang pola pemasaranya di semua sektor sudah berubah total, masyarakat lebih memilih transaksi lewat online.
Untuk itu, jika pemuda sekarang tidak gesit, tangkas dan cepat akan tertinggal oleh keadaan yang serba cepat seperti sekarang ini.
“Kecanggihan teknologi juga berdampak luar biasa. Dahulu kita akan belajar harus membeli buku ke toko buku. Sekarang cukup di rumah hanya menggunakan Hp. Semua bisa dilakukan, tinggal pencet sana, pencet sini, semua yang kita inginkan sudah bisa terpenuhi,”ujar Ircham.
Ircham juga mengatakan, dengan adanya kemajuan teknologi, banyak kemudahan yang dilakukan. Namun, hal- hal negatif juga terjadi, yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan generasi muda.
“Contoh kecanggihan sekarang yang terjadi, yakni orang beramal, tidak perlu memberikan uang secara cash, tapi cukup transfer saja, menggunakan barkode juga bisa, bahkan menggunakan aplikasi Qris, semua mudah,”ujar Ircham.
Meski demikain, kecanggihan ini juga sering disalahgunakan oleh orang- orang yang tidak bertanggungjawab, yakni dengan menggantikan barkode sumbangan pada sebuah masjid, misalnya, menjadi barkode milik orang- orang tersebut.
Maka, lanjut Ircham, sebagai generasi muda, yang saat ini lebih banyak mengikuti perkembangan teknologi harus bisa pinter memanafaatkan kecanggihan teknologi ini, untuk mengambil hal- hal yang positifnya saja.
Cholid Abdullah, narasumber dari PKB, mengatakan dengan adanya pelatihan ini, ia berharap kepada para pemuda sebagai penerus bangsa, harus pintar- pintar untuk mengikuti perkembangan zaman, dan jangan sampai tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada seperti sekarang ini.
Bahkan, ke depan bisa memberikan ilmu yang lebih bermanfaat kepada anak- anaknya, agar kelak bisa menjadi anak- anak yang berakhlak, terlebih sekarang tantangan hidup semakin hari semakin berat.
“Carilah ilmu sebanyak mungkin. Ilmu tidak hanya dicari saat kita bersekolah saja. Tapi cari ilmu sebanyak – banyaknya dari luar sekolah seperti dari organisasi, kursus- kursus dan lain sebagainya,”pinta Cholid.
Siswoyo, narasumber dari partai Nasdem, mengatakan, jika pemuda tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi, pasti akan ketinggalan oleh yang lain.
Oleh karena itu, dengan majunya teknologi, Siswoyo berharap masyarakat harus bisa memfilter mana informasi yang baik, mana informasi yang berguna dan harus bisa meninggalkan informasi yang buruk.
“Tidak hanya dari segi teknologi saja yang harus kita filter atau sarinng, namun, segi budaya pun, kita juga harus bisa memilih mana budaya yang harus kita ikuti dan mana budaya yang harus kita tinggalkan, terlebih budaya dari Barat,”kata Siswoyo.
Sementara itu, Sulistyo Aribowo dari PKS mengatakan, bahwa teknologi itu adalah memadukan era digital dengan era Cyber. Di bebarapa negara, sudah melaksanakan teknologi 4.0, bahkan sudah beranjak melaksanakan 5.0.
“Namun di satu sisi, kelebihan- kelebihan itu juga ada risiko, yakni budaya bisa masuk, karena kurang bisa menyaring mana yang baik dan tidak. Seperti pornografi, narkoba, komunisme, liberalisme dan lain sebagainya,”kata Sulistyo Aribowo.
Untuk itu pihaknya kepada para pemuda meminta untuk bisa berhati- hati dan menjaga diri dengan menuntut ilmu yang lebih banyak lagi.
“Kita harus bisa beradaptasi. Kita jangan menjadi orang yang anti sosial. Terutama anak- anak sekarang yang memegang Hp, alasannya belajar lewat online, tapi yang terjadi justru main game. Mereka sepertinya sudah tidak melihat lingkungan lagi, namun membentuk karakternya sendiri lewat game tersebut,”paparnya. Sapawi