blank
Cak Imin dan Erick Thohir. Foto : SB/dok CSIIS

JAKARTA(SUARABARU.ID)-Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin masuk 5 besar hasil survei calon presiden (capres) berdasarkan Pollmark Research Center. PKB menilai, Cak Imin layak diusung menjadi capres merujuk hasil survei tersebut.

Sementara itu, menurut Dr Sholeh Basyari Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), ada tiga agenda yang dibahas dalam temuan khusus ini.

“Sejumlah perspektif bisa digunakan untuk melihat melejitnya capaian survei Muhaimin dan Erick Thohir untuk posisi capres dan cawapres di dua lembaga survei tersebut,” ujar Dr Sholeh.

Pertama, design survei pollmark yang mengambil data responden secara jumbo yakni enam puluh dua ribu lebih responden di tujuh puluh delapan dapil yang merepresentasikan 562 kursi DPR-RI, adalah survei dengan tingkat kevalidan nyaris setara dengan tabulasi KPU pasca pencoblosan.

Kedua, hasil survei yang menempatkan posisi Cak Imin di lima besar capres, adalah mitos lama, tetapi rasional dan terukur, meski surprised.

Disebut mitos lama, sebab nyaris semua capres cawapres yang leading dalam pemilu merupakan tokoh-tokoh yang mengalami “penzaliman”, serta bukan tokoh yang lahir dengan bluffing, dan gertakan.

“Publik menyaksikan, Cak Imin terus menerus dihajar PBNU. Justru sebab itu, publik memberikan simpati besar pada Ketum DPP PKB tersebut,” ungkapnya.

Erick Thohir

blank
Dr Moh Sholeh Basyari,
Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS). Foto : SB/dok CSIIS

Menurut CSIIS, semua tak lepas dari kekuatan NU yang begitu kokoh menjaga agar PKB tetap kokoh dan menjaga wibawa partai yang sudah memiliki nama besar ini.

“Rasional, bahwa semua sayap dan struktur PKB bahu membahu menjaga wibawa partai secara solid menghadapi “musuh” bersama: PBNU. Maka capaian yang menempatkan cak Imin di posisi lima besar adalah rasional,” tegas Sholeh.

Apalagi mengingat selama ini nama Cak Imin dianggap kurang bisa bersaing dengan nama besar capres lainnya yang lebih disukai publik.

“Capaian ini tampak surprised, sebab di sejumlah survei sebelumnya, nama Cak Imin terbenam oleh nama-nama ‘permanen’: Ganjar, Prabowo, Anies bahkan oleh AHY sekalipun. Capaian ini sekaligus menggambarkan kerja-kerja politik setahun ini, terukur hasilnya,” ungkapnya.

Ketiga, sementara bagi Erick Thohir, friksi tajam Gus Yahya dengan Cak Imin, memberi berkah tersendiri baginya. Survei indo barometer menempatkan Erick di urutan pertama Cawapres.

“Sekilas bisa ditarik kesimpulan: Erick Thohir menguasai jaringan struktur PBNU, serta sejumlah PWNU dan PCNU, sama halnya Cak Imin menguasai NU secara kultural,” jelas Sholeh.

Muharno Zarka