blank
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin didampingi Rektor USM Dr Supari ST MT, menabuh gong sebagai tanda pembukaan kegiatan Gerakan Santri Menulis 2023 di kampus USM pada 31 Maret 2023. (Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Santri yang pandai mengaji sudah biasa, tapi santri yang multitalenta baru luar biasa. Melalui Gerakan Santri Menulis ini diharapkan lahir para santri yang multitalenta yang pandai menulis yang akan mengubah generasi muda yang religius dan nasionalis.

Hal itu diungkapkan Rektor USM, Dr Supari ST MT dalam acara Gerakan Santri Menulis 2023 pada 31 Maret 2023 di Auditorium Ir Widjatmoko USM Jl Soekarno-Hatta.

Kegiatan yang diikuti 150 santri dibuka Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin. Sebanyak 150 santri tersebut berasal dari Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hidayah, Ponpes An Nuriyah, Ponpes Al Itqon, Ponpes Al Madina, Ponpes Asshodiqiyah, dan para remaja masjid USM.
Kegiatan dilaksanakan kerja sama antara Universitas Semarang (USM) dan Suara Merdeka Network (SMN).

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip Ir Soeharsojo IPU, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Dr Noor Abadi MPd, Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Triyanto Triwikromo.

”Kami menyambut baik kegiatan Gerakan Santri Menulis ini. Kami percaya, melalui kegiatan ini akan terwujud santri wartawan yang santun dan ramah, sehingga membuat masyarakat selalu rukun,” ungkap Rektor.

Dia berharap, melalui Gerakan Santri Menulis akan muncul santri bertalenta yang pintar menulis yang akan mewarnai media massa, sehingga berkat tulisan-tulisannya mampu merubah generasi muda yang berakhlak dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. Dia minta para santri fokus dalam memahami materi dari para narasumber.

”Para pemateri di Gerakan Santri Menulis ini sudah berkompeten di bidangnya, sehingga kami yakin seusai kegiatan ini para santri akan bisa menulis dengan baik sesuai kaidah jurnalistik,” tandasnya.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang berjalan 29 kali tersebut. Dia berharap, sesuai tema kegiatan yakni ”Santri Melawan Hoax” para santri tidak hanya bisa mengaji, tapi juga memiliki talenta-talenta yang lain termasuk bisa menulis.

”Tujuan belajar di Ponpes itu untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaaat itu yang bisa diamalkan kepada masyarakat. Melalui Gerakan Santri Menulis ini, para santri melalui tulisannya bisa menerjemahkan karya-karya kiai yang tidak sempat ditulis, dipopulerkan di media massa,” kata Taj Yasin.

Muhaimin