blank
pengasuh PP Al Mubaarok Manggisan Wonosobo KH Nurhidayatullah saat memberi sambutan di hadapan dai ramadan. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pondok Pesantren (PP) Al Mubaarok Manggisan Mojotengah Wonosobo, Selasa (21/3/2023), melepas sejumlah 33 santri dai ramadan yang akan mengisi kegiatan keagamaan selama bulan puasa di beberapa desa di 14 Kecamatan di Wonosobo.

Bersamaan dengan itu, PP Al Mubaarok juga akan menerjunkan 60 santri putri untuk mengajar kegiatan pesantren kilat di beberapa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di daerah Wonosobo dan sekitarnya.

Mudir Ma’had Aly Al Mubaarok Dr Nurul Mubin, MSi mengatakan 33 mahasantri putra tingkat akhir akan tinggal dan mukim sementara di rumah warga selama bulan ramadan untuk melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat.

“Sedang 60 mahasantri putri akan mengajar di SD atau MI pada siang atau sore hari. Malam hari mereka akan kembali pulang ke PP Al Mubaarok. Mereka akan menjadi guru atau ustadzah di kegiatan pesantren kilat ramadan di SD dan MI,” katanya.

Pelepasan Dai Ramadan dan Ustadzah Pesantren Kilat SD/MI, dilakukan Wakil Bupati M Albar disaksikan pengasuh PP Al Mubaarok Manggisan KH Nur Hidayatullah dan Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Wonosobo, H Faqih Khusni, SAg MAg.

Pengabdian Masyarakat

blank
Para mahasantri Ma’had Aly Al Mubaarok Manggisan Wonosobo yang siap diterjunkan ke masyaralat sebagai dai ramadan. Foto : SB/Muharno Zarka

Wakil Bupati M Albar mengapresiasi upaya PP Al Mubaarok yang menerjunkan dai ramadan ke masyarakat sebagai upaya memperkokoh syiar Islam. Apalagi tantangan umat Islam hari ini semakin berat di tengah situasi perkembangan tehnologi informasi yang sangat pesat.

“Tantangan umat Islam saat ini tidak hanya di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Pengaruh tehnologi digital, terutama bagi generasi muda, sangat luar biasa. Karena itu, mahasantri yang jadi dai ramadan harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pesan dakwahnya,” ujar dia.

Sementara itu, pengasuh PP Al Mubaarok KH Nurhidayat menyampaikan terima kasih pada masyarakat dan lembaga pendidikan yang telah siap menerima mahasantri yang jadi dai ramadan ustadzah pesantren kilat di sekolah dan madrasah selama bulan puasa.

“Ini masih tahap latihan terjun langsung di masyarakat. Mereka memang telah banyak mendapat ilmu dan teori saat mengaji di Mah’ad Aly. Setelah selesai para mahasantri harus melakukan pengabdian langsung pada masyarakat dan lembaga pendidikan atau madrasah,” ujar pengasuh pesantren yang punya ribuan santri itu.

Di luar itu, tambah Kiai Nur, para mahasantri juga punya tugas untuk melakukan survei atau riset perihal karakter masyarakat. Setelah tahu kondisi masyarakat, baru nanti diterapkan metode dakwah atau mengaji yang tepat. Sehingga apa yang disampaikan para mahasantri saat mengaji atau ceramah akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Muharno Zarka