blank
Kegiatan pembukaan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pengutamaan Bahasa Negara di Perhotelan di Hotel Kesambi Hijau Semarang. Foto: Dok/Balai Bahasa Jateng

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan wujud rasa cinta tanah air.

Penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan konteksnya diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam penguatan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Dengan penguatan bahasa Indonesia dari dalam, bahasa Indonesia juga bisa menjadi bahasa internasional.

Hal itu dikatakan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin dalam pembukaan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pengutamaan Bahasa Negara di Perhotelan di Hotel Kesambi Hijau, Semarang, belum lama ini.

Syarifuddin mengatakan, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya di kalangan publik, telah menjadi perhatian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Oleh karena itu, sejak tahun 2022 telah dilaksanakan program pengutamaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang akan terus berlanjut hingga tahun 2024.

“Selaku UPT di daerah, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah juga berkewajiban melaksanakan program tersebut. Sebagai bentuk amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan, sudah menjadi tugas Balai Bahasa Jawa Tengah mensosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia ke dinas setempat,” ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri pejabat dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, perwakilan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Ketua Indonesian Hotel General Manager (IHGM), Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Direktur Utama Perusahaan Owabong, Manajer Utama Hotel Kesambi Hijau Semarang, dan Manajer Utama Hotel Owabong, Purbalingga.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Setyo Irawan A.T.D., M.M., yang mewakili Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, menyatakan, Disporapar menyambut baik kegiatan DKT Pengutamaan Bahasa Negara di Perhotelan tersebut.

Setyo juga mengungkapkan fakta bahwa kunjungan wisatawan di Provinsi Jawa Tengah meningkat setelah pandemi Covid-19. Menurutnya, Hotel merupakan salah satu faktor pendukung kunjungan wisatawan.

“Jumlah hotel yang nonbintang 1.077 dan jumlah hotel berbintang 260 merupakan sebuah potensi besar dalam mensosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia yang benar,” jelas Setyo.

Selain mendiskusikan strategi penggunaan bahasa negara di perhotelan, peserta juga menandatangani komitmen bersama pengutamaan bahasa negara.

Ning Semarang