GRESIK (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, langsung teringat sosok KH Mustofa Bisri, Habib Syekh, dan Habib Luthfi, ketika ditanya tentang sosok Sunan Giri.
Menurut Ganjar, kealiman seseorang yang dipadu dengan sense of art, bakal jadi medium dakwah yang ramah dan menyenangkan.
Pada Sabtu (18/3/2023) pagi, Ganjar bersama istri, Siti Atikoh, ziarah ke Makam Sunan Giri atau Syekh Muhammad Ainul Yaqin di Gresik. Begitu turun dari mobil, Ganjar langsung menaiki 99 tangga menuju area pemakaman.
BACA JUGA: 120 Orang dari Pedalaman dan Kepulauan Ikuti Pelatihan MBS
Dia langsung diajak pengurus makam, untuk memasuki cungkup yang menjadi bagian inti makam. Cungkup itu merupakan bangunan berukuran sekitar 3×3 meter persegi, dengan pintu berukuran 100×50 cm, yang semua bagiannya penuh dengan ukiran.
Ukiran dua kepala naga menambah eksotisme cungkup itu. Seolah-olah menjadi gambaran, bahwa sosok yang dimakamkan di situ memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap kesenian.
”Saya langsung teringat Gus Mus (KH Mustofa Bisri), ketika mengenang Sunan Giri. Bagaimana beliau memadukan keilmuan dengan kesenian. Dari situlah Sunan Giri sangat lekat sosoknya bagi kalangan Muslim,” kata Ganjar.
BACA JUGA: Ganjar dan Siti Atikoh Nyadran ke Makam Walisongo
Sunan Giri memang dikenal anggota Walisongo yang memiliki konsen dakwah lewat kesenian. Di antaranya melalui gending atau lagu dan instrumen musik hingga dolanan atau permainan anak. Tatanan tembang Asmaradana dan Pucung, merupakan gubahan Sunan Giri. Bahkan permainan cublak suweng juga diriwayatkan sebagai karya beliau.
”Karena dengan seni, hidup jadi seimbang. Masyarakat yang menerima dakwah pun gembira,” ungkap Ganjar.
Perjalanan Ganjar ke makam Sunan Giri itu, merupakan rangkaian nyadran ke makam Walisongo. Diawali ziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya, Ganjar melanjutkan ziarah ke makam Sunan Gresik dan Sunan Giri di Gresik.
Kemudian perjalanan Ganjar berlanjut ke makam Sunan Drajat di Lamongan, dan Sunan Bonang di Tuban. Setelah itu, Ganjar akan ziarah ke makam Raden Fatah, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan diakhiri di makam Sunan Gunungjati di Cirebon.
Riyan